BOGOR TODAY – Sebanyak 11 kaulinan (permainan) tradisional Jawa Barat diperlombakan di ajang Lomba Kaulinan Urang Lembur di Lapangan Baseball, GOR Pajajaran, Jalan Pemuda, Kota Bogor, Rabu (28/08/2019).

Ada 150 peserta yang berasal dari 30 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bogor beradu kebolehan untuk menjadi pemenang di ajang tahunan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor.

Kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan kaulinan tradisional ini mengalami peningkatan jumlah peserta lomba dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, para peserta yang mewakili sekolahnya nampak antusias mengikuti pertandingan kaulinan yang hampir tergerus perkembangan zaman.

“Nilai-nilai tradisional termasuk Kaulinan tradisional harus terus dilestarikan, apalagi kaulinan tradisional ini sekarang sudah jarang dimainkan anak-anak generasi muda sekarang,” ujar Kepala Disparbud Kota Bogor, Shahlan Rasyidi.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Sabtu 4 Mei 2024

Shahlan mengatakan, hal paling utama dari lomba ini untuk melestarikan nilai-nilai tradisi yang sangat sarat makna. Pasalnya, dari kaulinan tradisional ini peserta bisa memahami akan arti kebersamaan, menanamkan etika sopan santun, belajar gotong royong dan menambah silaturahmi. Mengingat 11 kaulinan ini juga termasuk dalam pendidikan karakter bagi anak-anak.

“Jadi mereka bisa saling mengenal satu sama lain lewat lomba ini. Kami sangat berharap makna-makna dari kaulinan ini bisa tertanam dalam diri anak-anak,” jelasnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengatakan, lomba kaulinan seperti ini sangat diperlukan di tengah-tengah kondisi perkembangan teknologi yang semakin masif. Pasalnya, selain untuk melestarikan kaulinan urang lembur tapi juga dalam kaulinan ini banyak nilai-nilai yang bisa membentuk karakter para generasi muda.

BACA JUGA :  REFLEKSI HARI PENDIDIKAN NASIONAL: REPRESI SISTEM PENDIDKAN DALAM BENTUK KOMERSIALISASI

“Semua permainan mulai dari Egrang jajangkungan, Balok lompat, Rorodaaan, Tarumpah bakiak panjang, Babancakan, Sorodot gaplok, Gegerelengan, Gangsing, Gatrik, Bedil jepret dan Sumpit semua itu permainan menyenangkan dan menambah persahabatan bagi peserta dibandingkan game di gawai,” imbuhnya.

Menurutnya, kaulinan tradisional seperti ini benar-benar membuat anak-anak bisa saling membantu, membuat strategi, saling menghargai, mematuhi peraturan lomba dan tentunya menyenangkan. Sehingga dirinya memberikan perintah untuk melestarikan kaulinan tradisional tidak hanya melalui lomba bagi siswa tapi juga hingga ke Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Saya ingin nanti aparatur misalnya, lurah seperti itu bisa paham tentang kegiatan ini dan bila perlu mereka menyelenggarakan lomba seperti anak-anak sekarang untuk warganya,” katanya. (Lintang/*)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================