GUJARAT TODAY – Seorang pria asal Gujarat, India rebahan di jalan. Ia menolak untuk membayar denda tilang akibat tidak bisa menunjukkan surat kepemilikan serta tidak membawa helm.

Dikutip dari Cartoq pada Jumat (8/11/2019) kelakuan ini bentuk protes dirinya lantaran tidak diterima karena dianggap melanggar lalu lintas.

Awalnya ia hendak mengantarkan anaknya ke sekolah, kemudian diberhentikan polisi lantaran tidak menggunakan helm. Saat diinterogasi, pria ini juga tidak bisa menunjukkan surat-surat registrasi, walhasil diberi denda tambahan.

Karena melanggar dan tidak bisa menunjukkan kepemilikan, polisi hendak menahan motor tersebut sebagai barang bukti. Saat itulah ia protes, pertama ia beralasan karena jaraknya dekat mengantarkan anaknya ke sekolah. Kedua, ia berujar tidak perlu menggunakan helm karena sepeda motornya berjalan lambat di bawah batas kecepatan.

Karena tidak mau membayar denda serta tak ingin motornya ditahan polisi. Alih-alih pria yang tidak disebutkan namanya ini akhirnya membuat skenario dengan rebahan atau berbaring di jalan sehingga kemacetan lalu lintas pun tidak bisa terhindarkan.

Negeri ini terbilang unik, di India yang juga memiliki undang-undang terkait kewajiban penggunaan helm saat berkendara. Kendati ada saja pihak yang tidak menerima aturan tersebut.

Beberapa kelompok secara terang-terangan berjuang melawan dan menentang undang-undang ini. Salah satu kelompok tersebut dapat ditemukan di kota Pune baru-baru ini yang melakukan protes dengan cara mengubur helm.

Sebuah kelompok anti-helm tersebut menamakan dirinya Helmet Sakti Virodhi Kruti Samiti, yang artinya helm adalah seperangkat antagonis kekuasaan. Inti dari protes itu adalah untuk melawan peningkatan penegakan hukum wajib helm oleh pemerintah India di kota itu selama dua minggu terakhir. Setidaknya polisi setempat telah memberikan 9.500 surat tilang kepada pengendara motor yang tidak memakai helm saat itu.

Seperti yang di kutip dari detik.com, Kelompok ini mengklaim bahwa mereka benar-benar percaya pada keselamatan, tetapi mereka juga percaya bahwa adalah akal-akalan pemerintah. Selain itu, mereka yang tidak percaya pentingnya helm. Karena, lalu lintas kota jarang melebihi 30 km/jam, maka tidak ada risiko cedera kepala yang signifikan dalam kecepatan rendah. (Selvi/PKL/NET)

Bagi Halaman
BACA JUGA :  Hilang 3 Hari, Bocah di Bogor Ditemukan Tak Bernyawa di Dalam Sumur
============================================================
============================================================
============================================================