JAKARTA TODAY — Sebuah fosil ular berusia sekitar 90 juta tahun yang ditemukan di tengah gurun Kokorkom, Argentina, memiliki kaki belakang yang kecil. Penemuan ular berkaki ini menjawab pertanyaan para ahli terkait bagaimana ular berevolusi.

Menurut hasil penelitian yang diterbitkan jurnal Science Advances, Najash rionegrina, ular yang hidup di gurun pasir ini memiliki kaki belakang. Fosil juga menunjukkan ular tidak seperti ular skolekofidian, melainkan ular bermulut besar dengan gigi tajam.

BACA JUGA :  Rio Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Cidereum, Diduga Karena Kelelahan

Sejak dulu, belum pernah ada penemuan fosil ular yang dapat menjelaskan bagaimana makhluk vertebrata ini benar-benar bertransisi.

Dilansir dari CNN, Selama 70 juta tahun ular Najash hidup dengan kaki belakang. Hal Ini menunjukkan bahwa kaki belakang berguna bagi ular dan bukan hanya sekadar bagian tubuh untuk bertransisi.

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Ular Najash ini memiliki bagian tubuh primitif yang mirip dengan kadal, yaitu terdapat tulang pipi. Bentuk ini tidak akan ditemukan pada ular modern saat ini. Namun yang membedakannya dengan kadal adalah tengkoraknya yang sangat fleksibel sehingga memungkinkn ular untung menelan mangsa yang berukuran jauh lebih besar dari tubuhnya.

============================================================
============================================================
============================================================