JAKARTA TODAY  — Duta besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menekankan pentingnya menjaga potensi kekayaan flora, fauna atau biodiversity yang ada di kawasan Wallacea. Kawasan Wallacea sendiri punya arti penting dalam penemuan teori seleksi alam yang merupakan buah pikir Alfred Russel Wallace. Buah pikir ini pun jadi jadi bagian dari teori evolusi Charles Darwin.

“Deforestasi, perburuan ilegal, rusaknya alam bawah laut membayangi masa depan kawasan Wallacea,” jelas Direktur British Council Indonesia, Paul Smith, pada pameran Wallacea Week di Nipah Mall Makassar, Selasa (26/11).

Selain itu, Jenkins menambahkan tantangan untuk menjaga kelestarian kawasan Wallacea harus semakin serius karena populasi manusia di Indonesia yang semakin banyak dan adanya ancaman kerusakan lingkungan.

Terumbu karang di kawasan ini juga berstatus mengkhawatirkan. Selain itu soal ancaman burung endemik Sulawesi, Maleo, yang sudah terancam punah.

Jenkins mengungkapkan 150 tahun lalu, kawasan hujan tropis Indonesia hanya dihuni sedikit penduduk. Namun kini, penduduk Indonesia sudah menjadi ratusan juta. Di sisi lain, awal tahun 1900-an, wilayah hutan Indonesia seluas 170 hektar. Kini, Indonesia hanya tinggal memiliki 100 juta hektar saja.

Satu-satunya area utama hutan tropis yang masih berfungsi dengan maksimal, menurut Jenkins adalah di wilayah Indonesia Timur hingga Papua. Ia berharap deforestasi yang sudah banyak terjadi di Jawa dan Sumatera tak menular.

“Untuk berlindung dari kerusakan alam, kita butuh ilmu pengetahuan atau sains dan bukti untuk menyelamatkan segala potensi kekayaan hayati dan biodiversity yang ada di Indonesia, khususnya di kawasan Wallacea,” kata Jenkins di acara Simposium Wallace Weak 2019 di Universitas Hasnuddin, Makassar, Selasa (26/11).

Telur burung Maleo, spesies langka yang terancam punah. (CNN Indonesia/M. Andika Putra)

Menyoal Wallacea

Wallacea adalah kawasan biogeografis yang mencakup kepulauan di wilayah Indonesia bagian tengah. Letaknya terpisah dari paparan benua Asia dan Australia. Ini meliputi tiga komponen, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

Nama kawasan Wallacea sendiri diambil dari peneliti naturalis Inggris Alfred Russel Wallace. Wallace lahir di Wales, Inggris Raya pada 8 Januari 1823. Pada usia 31, tepatnya di tahun 1854, dia memulai petualangan mengunjungi kawasan Asia Tenggara mulai dari Singapura, Malaysia, dan wilayah Wallacea di Indonesia Tengah.

BACA JUGA :  JJB Terbitakan Tatib Dan Reshuffle Keanggotaan 

Perjalanan penelusuran Wallace selama di Indonesia Timur ini berhasil membuat catatan soal keragaman hayati di Indonesia bagian tengah.

Keragaman hayati kawasan ini yang berbeda dari Indonesia Barat dan Timur, membuat peneliti membuat garis imajiner yang membedakan keragaman fauna di tiga wilayah Indonesia. Untuk mengenang Wallace, garis imajiner untuk keragaman hayati di Indonesia Tengah dinamakan garis Wallacea.

Hasil penelitian Wallacea terangkum dalam buku The Malay Archipelago. Buku fenomenal ini mendokumentasikan keunikan flora, fauna, dan budaya di Asia Tenggara.

Wallace tercatat pernah tinggal di Makassar dan Maros. Ia bahkan memuji Makassar sebagai wilayah yang bersih, rapi, dan cantik. Selama di Maros, Wallace berhasil mengumpulkan ratusan lebih jenis kupu-kupu.

Selain Makassar, Wallace juga pernah tinggal di Ternate. Di Ternate, Wallace menulis naskah berjudul ‘On Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type’ yang berisi ide teori seleksi alam untuk Charles Darwin. Teori seleksi alam sendiri menjadi bagian dari tiga komponen penyusun teori evolusi Darwin.

Surat itu yang kemudian dikenal dengan nama Letter from Ternate bertanggal 9 Maret 1858 dikirim Wallace kepada Charles Darwin. Teori survival of the fittest, atau yang kuat yang bertahan, itu dijelaskan secara gamblang dan ditulis sendiri oleh Wallace.

Surat dari Ternate mengguncangkan para ilmuwan sahabat Darwin. Dalam pertemuan ilmiah di Linnean Society, London, temuan Wallace dibacakan bersamaan dengan temuan Darwin.

Setahun kemudian Charles Darwin menerbitkan sebuah buku yang cukup tersohor The Origin of Species. Saat itu, ilmuwan banyak berdebat karena banyak kutipan dalam buku Darwin diambil dari teori-teori yang dihasilkan Wallace.

Danai penelitian di Wallacea

Pemerintah Inggris, lewat Newton Fund, menurut dia, akan memberikan dukungan penuh baik dari segi pendanaan maupun penelitian di bidang sains dan teknologi untuk mengelola dan menjaga potensi kekayaan alam di kawasan Wallacea.

BACA JUGA :  Komisi III DPRD Kota Bogor Soroti Pembangunan 2 Unit Sekolah Satu Atap

“Menggandeng Kemeterian Riset dan Teknologi atau BRIN, kita akan danai peneliti Indonesia dan Inggris untuk meningkatkan pengelolaan ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan Wallacea,” kata Jenkins.

Selain itu, Jenkins berharap proyek di Wallacea ini bisa membantu Indonesia mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, serta berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial di Indonesia.

Makin berkurangnya kawasan hutan di kawasan Wallacea, mengancam keragaman hayati wilayah itu (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

 

“Indonesia akan membantu menentukan jalan dunia dan berpotensi menjadi negara terkuat secara eknomi di abad 21 ini. Inggris dan Indonesia harus perkuat kolaborasi untuk masa depan, terutama di bidang sains dan teknologi,” kata Jenkins.

Di tempat yang sama, Direktur British Council Indonesia, Paul Smith mengatakan Kawasan Wallacea membuktikan bahwa Indonesia sangat kaya akan keberagaman dan merupakan rumah bagi begitu banyak keanekaragaman hayati dan warisan budaya.

Menurut Paul, melalui Wallacea Week 2019 ini, pihaknya ingin lebih banyak melibatkan peneliti muda Indonesia. Pasalnya kawasan Wallacea sudah menjadi perhatian peneliti internasional.

“Kita ajak semua peneliti untuk mengkaji Kawasan Wallacea yang merupakan laboratorium alam terbesar,” kata Paul.

Memperingati 150 tahun buku ‘The Malay Archipelago’, Wallacea Week 2019 dihelat di Makassar untuk membawanya lebih dekat ke salah satu kota yang menjadi sumber inspirasi buku tersebut.

Pada pameran Wallacea Week ini, British Council juga mengedepankan tokoh-tokoh yang berkontribusi di bidang lingkungan, seni, dan budaya di Kawasan Wallacea. Beberapa dari mereka adalah penjaga burung Maleo dan petani kopi di Sulawesi.

Menurut Paul, Wallace merupakan contoh kerja sama sukses antara Indonesia dan Inggris pada abad 19. Untuk itu, Paul berharap Inggris dan Indonesia dapat terus bekerja bersama untuk melindungi salah satu sistem ekologis paling penting di dunia baik dari segi penelitian, konservasi, dan upaya mengatasi perubahan iklim. Seperti dikutip  CNN Indonesia  (Anata/PKL/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================