“Tidak ada perintah evakuasi bagi warga lokal yang terancam akibat kebakaran. Tapi, bagi warga yang rumahnya terancam terbakar diminta mengevakuasi diri,” kata Wali Kota Hawkesbury Barry Calvert. “Banyak orang yang memutuskan mengungsi. Saya pun melakukan hal yang sama,” papar Calvert yang tinggal di pinggiran Sydney.

Calvert mengungkapkan, dia dan keluarganya telah tinggal di Hawkesbury selama 20 tahun dan tidak pernah mengalami kebakaran lahan. Tapi, dia melihat rumahnya terancam kebakaran karena lahan di sekitarnya sudah dilalap api. “Saya memutuskan untuk mengungsi lebih dini karena khawatir kebakaran lahan akan kembali terjadi,” ujarnya.

Setidaknya terjadi 100 titik kebakaran lahan di New South Wales, Victoria, dan Queensland sejak November lalu. Kebakaran tersebut telah menewaskan sedikitnya lima orang dan merusak lebih dari 680 hektare. Sebanyak dua juta hektar lahan telah terbakar.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 30 April 2024

Banyak acara di luar ruangan yang dibatalkan, termasuk lomba yacht Sydney ke Hobart. Layanan kapal feri juga dibatalkan karena asap yang terlalu tebal sehingga mengganggu jarak pandang. Uniknya, asap tebal di Sydney menyebabkan banyak alarm kebakaran di gedung dan perkantoran berbunyi.

Pemerintah konservatif Australia menolak mengaitkan fenomena perubahan iklim dengan kebakaran hutan yang terjadi. “Pikiran saya hanya tertuju bagi mereka yang wafat dan kehilangan keluarga mereka,” ujar Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.Pemerintah mengonfirmasi bahwa tahun 2018 dan 2017 masing-masing merupakan tahun terpanas ketiga dan keempat yang pernah terekam dalam sejarah.

BACA JUGA :  Mengikuti Halal Bihalal Forsesdasi, Sekda Burhanudin Ingatkan Pentingnya Kerja Sabilulungan

Laporan Biro Iklim tahun 2018 menyatakan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan kejadian panas ekstrem dam peningkatan tingkat keparahan bencana alam lainnya, termasuk kekeringan.

Seperti yang dikutip dari sindonews.com, Bahkan jika temperatur global terjaga hanya naik dua derajat Celcius di atas level era pra industri batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, yang disepakati oleh 188 negara pada tahun 2015 – para ilmuwan yakin bahwa Australia menghadapi kondisi normal baru yang berbahaya. Tahun lalu, PBB melaporkan bahwa Australia gagal dalam upayanya mengurangi emisi gas karbon dioksida (CO2). (Selvi/PKL/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================