SUKAJAYA TODAY – Jaringan Muda Pendidikan Indonesia (JAMPI) kembali menunjukan eksistensinya dengan terlibat langsung tanggap kemanusian terhadap korban bencana banjir bandang dan longsor di Kecamatan Sukajaya.

Untuk menembus para korban yang terisolir di berbagai titik memang tidaklah mudah butuh waktu cukup lama untuk menembus wilayah tersebut, bahkan hampir 4 jam baru bisa masuk ke kantong-kantong pengungsian termasuk di Kampung Cibadak Tipar Desa Sukamulih Kecamatan Sukajaya.

Direktur Eksekutif JAMPI Ade Irawan mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh rekan-rekan Jampi merupakan bentuk empati yang kemudian diaplikasikan dengan menggalang donasi kemudian dihimpun menjadi bahan yang dibutuhkan para korban bencana.

BACA JUGA :  Ruang Baca dan Auditorium di Perpustakaan Kota Bogor Gunakan Nama Tokoh

“Ini bentuk kepedulian kami, kami coba membangun empati sebagai bentuk kepedulian sesama terhadap mereka para korban bencana yang hari ini tertimpa musibah,” kata Ade,

Menurutnya, memang tidak mudah masuk ke kantong-kontong bencana selain minim armad kondisi jalur masuk juga cukup sulit.

“Jalur masuk ke Sukajaya memang cukup berat, karena sepanjang jalan banyak yang longsor dan tergerus air, belum lagi tanah yang labil dan cuaca yang belum menentu,” tandasnya.

BACA JUGA :  Daftar Pebulu Tangkis Indonesia di Thailand Open 2024

Sementara itu Ketua Dewan Pembina JAMPI Ahmad Buchori mengungkapkan, JAMPI harus hadir dan peduli terhadap kondisi masyarakat karena JAMPI dibentuk untuk bisa membantu siapapun yang kesulitan terutama korban bencana alam.

“Ini musibah besar, maka JAMPI wajib hadir dan datang untuk membantu meringankan masyarakat di daerah yang terkena bencana. Dan saya mendukung aktivitas anak-anak dalam aksi peduli ini,” kata Buchori. (Agus Komeng)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================