JAKARTA TODAY – Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) menyebut singing road atau jalan bernada di jalan tol dapat menekan angka kecelakaan yang disebabkan pengemudi melamun atau bahkan mengantuk.

Menurut Direktur Utama Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri, Dwi Winarsa, singing road dapat menjadi alat mengembalikan fokus pengemudi di jalan tol.

Singing road punya fungsi menyerupai alat kejut rumble strip (pita penggaduh) yang biasa dipasang di jalan tol. Daya kejut rumble strip saat mobil melintasinya dipercaya dapat membuat pengemudi ‘terjaga’ dan kembali berkonsentrasi saat mengolah roda kemudi. Efek yang diberikan singing road sedikit berbeda dari rumble strip, yaitu dengan tambahan alunan nada ketika dilalui dalam kecepatan tertentu.

“Tujuannya pemakai jalan kembali fokus. Itu kan perjalanan jauh di tol. Ada titik di mana pengemudi bisa lelah dan kurang waspada, makanya kami pasang ini,” kata Dwi saat dihubungi, Selasa (7/1).

BACA JUGA :  Tahanan Kasus Pencurian Nekat Gantung Diri, Ditemukan Tewas di Kamar Mandi Masjid Rutan Prabumulih

Di Indonesia singing road sudah dipasang sejak 2018 di KM616 A Jalur Ambon yang merupakan ruas jalan Surabaya menuju Jakarta dengan dua nada ‘happy’.

Singing road kedua dipasang dua pekan sebelum 25 Desember 2019 di KM644+200 yang terdiri dari enam nada sehingga bunyi yang dihasilkan lengkap yaitu nada lagu ‘happy birthday to you’.

Menurut Praktisi keselamatan Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu, singing road merupakan inovasi baru untuk meningkatkan angka keselamatan di tol.

“Tujuannya bagus menstimulasi otak pengemudi pada jalan yang bebas hambatan. Karena orang suka ngelamun atau microsleep saat berkendara di tol,” kata Jusri.

Jusri mengatakan otak manusia saat mengemudi di tol kerap monoton. Oleh sebab itu garis kejut tersebut bisa menggairahkan kinerja otak. Bahkan singing road dinilai lebih ‘kalem’ ketimbang rumble strip.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 15 Mei 2024

“Rumble strip itu kadang orang ngerasa tidak nyaman, rasanya kesal. Tapi ini menyadarkannya melalui lagu. Bila perlu jangan cuma di tol, di jalan lain yang potensi orang ngantuk juga dipasang” ungkap Jusri.

Kekurangan
Singing road bisa terdengar ‘enak’ ketika kecepatan mobil 80 km per jam hingga 100 km per jam. Lebih atau kurang dari kecepatan itu nada menjadi tidak bagus.

Namun menurut Jusri ada kelemahan pada sistem ini yaitu saat pengemudi melintas dengan kecepatan 150-160 km per jam. Singing road disebut bisa merusak ban.

“Ya ban lama kelamaan bisa rusak kalau kecepatannya sampai segitu,” kata Jusri.Seperti yang dikutip CNN Indonesia (Viana/pkl/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================