JAKARTA TODAY – Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA), Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ), memberikan kepercayaan besar kepada Indonesia dengan menyiapkan dana sebesar USD 22,8 miliar atau sekitar Rp 304,9 triliun (kurs 13.674 per dolar AS) untuk berinvestasi di Indonesia.

Investasi ini dilakukan melalui Sovereign Welth Fund bersama-sama dengan Masayoshi dari Softbank (Jepang), dan juga dari International Development Finance Corporatio (IDFC) Amerika Serikat.

Saking besarnya dana yang diinvestasi, tidak berlebihan jika Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ini adalah satu deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia dalam waktu singkat di negara Timur Tengah yaitu United Emirates Arab.

BACA JUGA :  Turunkan Berat Badan dengan Air Lemon, Ini Dia 3 Cara Membuatnya

“Ini belum pernah ada deal sebesar ini. Dan lebih dari pada itu saya melihat tadi waktu tete a tete dan makan malam rombongan Bapak Presiden dengan, apa namanya, Crowned Princes. Pertemuan betul-betul sangat cair sekal, dan Muhammad bin Zayed ini menghormati Presiden Jokowi sebagai Big Brother dia,” kata Menko Perekonomian dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dikutip dari laman Setkab, Senin (13/1/2020).

Luhut berpendapat, meskipun dirinya ditunjuk Presiden sebagai contact person, sebenarnya ini pekerjaan ramai-ramai. “Jadi berhasil pun tadi saya ini saya pikir yang kerja sama tim ya bisa menyelesaikan hanya dalam 7 bulan, bisa sih 6 bulan,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengemukakan, kepercayaan dari UEA itu muncul sejak bulan Juli yang lalu, sekitar 7 bulan yang lalu, saat Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed berkunjung di Indonesia, melakukan pertemuan yang sangat intensif dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGA :  Kamu Harus Tahu, Ini Dia 6 Manfaat Air Kelapa untuk Kesehatan

Kemudian Presiden menunjuk Menko Kemaritiman dan Investasi sebagai Contact Person dari pihak Indonesia, sementara dari UEA ditunjuk satu menteri yang melakukan komunikasi secara intensif.

“Hasilnya dalam 7 bulan, kita bisa menyelesaikan perjanjian-perjanjian yang tadi di saya sebutkan (16 perjanjian, red),” terang Menlu

Dia menambahkan, ini adalah kerja sama konkret yang dapat dilakukan dalam waktu singkat.

============================================================
============================================================
============================================================