JAKARTA TODAY – Video viral yang menampilkan tukang bakso merebus mi instan sekaligus bareng bungkusnya menuai cibiran. Para ahli juga menegaskan, racun dari plastik dan pewarna bisa membahayakan kesehatan.

Namun tanpa disadari, ada banyak kebiasaan sehari-hari yang sama bahayanya dengan merebus mi instan sekaligus bareng bungkusnya. Hayo ngaku, siapa yang menggunakan plastik sebagai pembungkus saat bikin lontong?

Ahli kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Andreas, mengatakan penggunaan plastik sebagai pembungkus lontong sama-sama berisiko melepas racun berbahaya.

“Prinsipnya ya sama kaya (kasus) mi. Bedanya mi instan itu ditambah pakai pewarna, kalau lontong cuma toksik dari plastiknya saja,” kata Andreas kepada detikcom, Rabu (15/1/2020).

Andreas menjelaskan, setiap produk makanan yang dimasak menggunakan plastik pasti berisiko larutnya ester ftalat atau zat fleksibilitas plastik.

BACA JUGA :  Asa Timnas Indonesia Melaju ke Olimpiade Paris 2024

“Berbahaya sepanjang plastik itu masih menggunakan ester ftalat, ester yang memiliki kecendrungan memicu kanker,” ucap Andreas.

Namun tidak semua ester ftalat pada plastik memiliki tingkat toksisitas yang tinggi.

“Tapi kalau di luar itu banyak juga senyawa ester ftalat yang toksisitasnya rendah. Jadi tidak semua ester ftalat itu menyebabkan kanker, karena akan berbeda juga pada tingkat toksisitasnya,” jelasnya.

BACA JUGA :  Waspada Potensi Tsunami, Gunung Ruang Sitaro Kembali Status Awas Usai Erupsi

Sayangnya, kandungan bahan kimia berbahaya pada plastik ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

“Kalau secara awam sih kayanya belum bisa ya. Jadi paling itulah fungsi dari perlindungan dari regulasi yang mengatur suatu produk dalam peredarannya,” ucap Andreas.

Seperti dikutip dari detikcom, Khawatir masyarakat mengalami masalah kesehatan karena kurangnya edukasi. Andreas mengimbau agar penggunaan plastik sebagai pembungkus lontong sebaiknya dihindari.

“Lebih baik balik lagi ke alam ya, dalam hal ini penggunaan daun pisang atau kelapa relatif lebih aman,” tuturnya.(Dena/PKL/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================