Jika proyek bakti sosial ini dilaksanakan dengan komando langsung dari Kemendikbud dan pemerintah daerah, insyaAllah hasilnya akan luar biasa.

Apalagi juga kalau bisa kerjasama dengan dunia usha dan industri. Misalnya dengan memanfaatkan dana CSR (Corporate Social Responsibility). Dan untuk urusan ini Mas Nadiem adalah jagonya sebagai seorang pengusaha muda yang kreatif.

CSR adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dan kegiatan sosial yang lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Keempat, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Kejadian ini pernah penulis alami. Sewaktu penulis usia TK dan SD dari kelas 1-3 penulis itu orangnya pemalu dan kurang percaya diri alias minder.

Keadaan itu berubah 180 derajat, sewaktu penulis kelas 4. Siapa penyebabnya? Lewat wasilah bapak Suherman, Guruku yang ganteng, selalu berpenampilan rapi, tegas dan berwibawa. Beliau inilah yang membuat penulis jadi percaya diri dan tidak jadi peserta didik yang pemalu lagi. Inilah kata-kata dari beliau yang selalu penulis ingat.”Heru kamu saya tunjuk untuk menjadi petugas pembawa bendera pada upacara senin yang akan datang, insyaAllah kamu bisa,”katanya sambil menepuk punggung penulis dengan pandangan yang menyejukkan.

BACA JUGA :  Nakes RSUD Leuwiliang Dibekali Hukum Kesehatan

Itulah pentingnya kata-kata seorang Guru pada muridnya, kata-kata adalah doa, maka berhati-hatilah dalam berkata-kata, apalagi bagi seorang Guru kepada muridnya. Kata pujian yang tulus dari seorang Guru akan diingat terus oleh muridnya. Sebaliknya kata-kata cacian yang dilontarkan oleh seorang Guru juga kan membekas pada muridnya.

Kelima, tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan. Guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Yaitu karena terpaksa jadi Guru, mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmunya, tidak punya jiwa sebagai pendidik, gaptek serta pemalas. Jika ada kemauan atau orangnya rajin, meski tidak sesuai disiplin ilmunya, maka orang ini akan berusaha untuk terus belajar. Bukankah Guru itu syarat utamanya adalah punya sikap suka belajar sepanjang hayat.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Kamis 25 April

Obatnya gampang yaitu diikutkan workshop, inhouse training dan seminar. Setelah itu diajak berbicara dari hati ke hati dan ditanya lagi apakah sudah senang dan nyaman jadi Guru? Jika bilang sudah nyaman dan senang jadi Guru berarti berhasil dan lanjutkan terus jadi Guru sambil terus belajar ilmu tentang pendidikan. Tapi jika jawabannya sebaliknya, maka pindahkan saja Guru ini menjadi petugas administrasi atau yang lain selain jadi Guru.

Selamat bekerja dan berkarya Mas Nadiem, kita tunggu karya dan kreatifmu untuk bidang pendidikan yang menentukan kemajuan bangsa ini. Jayalah Indonesiaku. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================