SUKARAJA TODAY – Pandemi virus corona benar-benar membawa pilu bagi sebagian warga di Kabupaten Bogor. Terlebih hal itu sangat dirasakan bagi warga yang memiliki keterbatasan penghasilan. Bagaimana tidak, dalam kondisi normal saja untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka harus berjuang keras. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk tetap berada di rumah dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu dialami warga RT 05/01, Desa Cimandala, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Sa’anih (62). Keluarga yang serba kekurangan tersebut hanya tinggal berdua bersama anak sulungnya Andri Irawan atau lebih akrab disapa Onggo harus menelan pahit getirnya kehidupan yang mereka sandang. Onggo yang hanya seorang buruh harian dan tak memiliki penghasilan tetap, harus memenuhi kebutuhan sang ibu yang sakit lantaran jatuh yang mengakibatkan tulang pinggulnya harus dioperasi. Bahkan Onggo mengaku, hanya untuk membeli beras pun terkadang ia tak sanggup. “Ya, untuk kebutuhan sehari-hari juga saya kebingungan, kalo ada uang buat beli beras, ya saya beli, tapi kalo ga ada, ya mau gimana lagi, beruntung terkadang ada tetangga yang peduli datang membantu memberikan makanan,” ucap Onggo saat ditemui wartawan, Kamis (23/4/2020). Saat wartawan menyambangi kediamannya, Sa’anih tampak tergolek lemah ditempat tidurnya, tak bisa berkata-kata, sesekali ia hanya bisa mengerang kesakitan, sambil mencoba membuka mata untuk menatap kehadiran tamu yang berkunjung kerumahnya. Onggo menceritakan semenjak jatuh beberapa waktu lalu ibunya langsung tak bisa berjalan, ditambah komplikasi dengan penyakit lainnya membuat semakin parah hingga tak kuasa lagi bangun dari tempat tidur. Menurutnya, Sa’anih sempat dirawat selama satu pekan di RSUD Cibinong dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Setelah diperiksa, dokter menyebut bahwa pinggul ibunya harus di operasi. Namun karena kadar Hemoglobin (HB) ibu saat itu rendah, dokter pun tak berani mengambil resiko melakukan operasi, dan memutuskan agar ibu saya rawat jalan dulu dirumah. “Nah setelah pulang dari rumah sakit tersebut, keadaan ibu saya malah semakin parah. Selain tidak bisa bangun lagi, dia juga tidak bisa lagi menelan makanan, nasi ataupun bubur. Akhirnya saya menyiasatinya dengan memberikan minuman sereal, setiap pagi siang dan malam ibu hanya minum itu saja,” ungkapnya. Onggo pun sudah mengadukan kondisi itu kepada pihak RT/RW setempat bahwa kondisi keluarganya membutuhkan bantuan. Namun dari Pihak RT mengatakan untuk bantuan pangan dari pemerintah untuk warga terdampak Covid-19 belum turun. “Meskipun tergolong keluarga miskin saya ataupun ibu saya tidak termasuk dalam DTKS penerima bantuan PKH atapun BPNT dari pemerintah, ibu saya hanya punya KIS untuk keperluan berobat saja,” keluh Onggo. Onngo pun hanya bisa berharap ibunya dapat berobat dan sembuh seperti sediakala. “Mudah-mudahan dengan ini pihak pemerintah desa/kecamatan ataupun Kabupaten Bogor bisa memperhatikan keadaan dan kondisi kami,” harapnya. Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Rakyat, Mumuh mengaku belum mengetahui bahwa ada warganya dalam kondisi yang mengkhawatirkan. “Waduh saya baru tahu kalau ada kejadian seperti itu dengan warga kami, kalo anaknya si Onggo saya kenal, karena saya juga tinggal tidak jauh dari sini hanya beda RT saja,” ucapnya. Dengan begitu, Mumuh mengaku akan coba menyampaikan kepada kepala desa untuk ditindak lanjuti. “Kalau untuk bantuan PKH atau BPNT dari pemerintah, keluarga tersebut memang tidak termasuk penerima, karena yang bersangkutan belum diajukan ke pihak Dinsos Kabupaten Bogor,”terang Mumuh. (Bambang Supriyadi) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Hanya Pakai 3 Bahan Dapur Bisa Bikin Kinclong Kerak Tungku Kompor! Simak Ini
============================================================
============================================================
============================================================