Perkebunan yang dibuatnya itu, lanjut dia, dibuat pada bulan Maret 2020 lalu saat maraknya penyebaran pandemi Covid-19. Balai bibit ini, dikelola oleh sekitar 30 anak muda lintas komunitas yang ada di Bogor. “Agar tidak dianggap hanya eksis di momen Corona ini, maka pada bulan Mei dari nama BORAC19 kita ganti menjadi Bogor Respond Antisipation Crisis bukan lagi Bogor Rise Against Corona. Karena kita ingin usaha ini berkelanjutan terus meskipun bencana wabah Corona sudah selesai,” ujarnya. Di kebun ini terdapat cabe rawit, kangkung, caisin, pakcoy, terong ijo, terong ungu, bayam merah, bayam hijau, sawi, seledri, buncis, kacang panjang, dan tomat ceri. “Selain budidaya, kita juga menyediakan bibit cabe rawit dan benih sayuran untuk dibagikan gratis kepada warga yang ingin bercocok tanam. Kita kasih ke warga 200-250 bibit cabe rawit. Sedangkan benih sayuran kita kasi 1-2 pack. Hasil panen dari kebun ini, sebagian besar kita berikan kepada warga yang membutuhkan. Mereka bisa datang langsung ke kebun saat panen. Jika berminat bercocok tanam kita kasih juga edukasi tentang bagaimana menanam secara organik,” pungkasnya. (Heri)
Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Santri di Bogor Lapor Polisi Usai jadi Korban Penganiayaan Seniornya, Sempat Dilempar Botol Beling
============================================================
============================================================
============================================================