BOGOR TODAY – Pasca teror bom yang terjadi pada Minggu (28/3/2021) di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan penyerangan Mabes Polri, sejumlah pihak turut menyatakan sikap atas peristiwa tersebut.

Baca juga : Terobos Mabes Polri, Terduga Teroris Tewas Dibrondong Peluru

Setelah Majelis Ulama Indonesia, kini pernyataan sikap itu datang dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia. Mereka mengecam dan mengutuk segala bentuk tindak Terorisme yang terjadi di Indonesia.

Tak hanya itu, mereka juga mendesak agar pihak kepolisian mengusut tuntas hingga ke akar-akarnya terkait permasalahan itu.

“Kepada pihak kepolisian untuk selalu menjaga keamanan dan menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat Indonesia dan menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk lebih peka terhadap
lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya aksi terorisme,” ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia, Nofrian Fadil Akbar, dalam keterangan persnya, Sabtu (3/3/2021).

Baca Juga : Polisi Temukan Atribut FPI Saat Penggeledahan Rumah Terduga Teroris di Condet

BACA JUGA :  Ciomas Bogor Rawan Pencurian Sepeda Motor, Pelaku Beraksi saat Hujan Deras

Baca Juga : Polisi Temukan Atribut FPI Saat Penggeledahan Rumah Terduga Teroris di Condet

Menurutnya, terorisme adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang individu ataupun kelompok yang terjadi di berbagai belahan dunia yang memiliki siasat politik serta bertujuan untuk menyebarkan ketakutan (Fear). Terorisme juga menjadi ancaman yang serius bagi ketahanan nasional sebuah negara. Individu-individu yang tergabung di dalamnya pun sudah dibekali dengan berbagai keahlian dan membiasakan diri untuk dapat diterima di masyarakat umum.

“Dampak yang disebabkan dari aksi terorisme begitu besar, banyaknya korban akibat aksi teror, menyebabkan terorisme bukan lagi merupakan kejahatan pidana biasa, melainkan ancaman yang berbahaya dan tergolong sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan perlu penanganan serius dari pemerintah sebuah negara bahkan pemerintahan dunia untuk bekerjasama memutus mata tindak
terorisme,” tegasnya.

Dengan demikian, proses penanganan dan pemberantasan terorisme tentunya harus melibatkan semua pihak. Mengingat ancaman tindak terorisme dewasa ini begitu besar perlu adanya kerjasama antar seluruh aparatur negara baik TNI maupun Polri bekerja sama dengan masyarakat untuk memberikan pencegahan dan perncerdasan akan bahayanya aksi
terorisme.

BACA JUGA :  Sekda Syarifah Sofiah Hadiri Halalbihalal PCNU Kota Bogor

Baca Juga : Densus 88 Anti Teror Gerebeg Rumah Terduga Teroris, Barang Bukti Diledakan Dilokasi

Di sisi lain, Nofrian juga menegaskan bahwa tidak ada kaitannya antara terorisme dengan agama tertentu. Dan tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menyakiti apalagi
menumpahkan darah. Terorism has no religion (terorisme tidak memiliki agama, red).

“Setelah kejadian bom bunuh diri di depan gereja Katedral Makassar, kita
kembali mendengar kabar duka dari aksi terorisme yang terjadi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hal ini seharusnya semakin menegaskan bahwa tidak boleh lagi ada tempat bagi terorisme di Indonesia,” tutup Nofrian. (*/B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================