“Kita tidak mau lengah terjadi kerumunan di ramadan ini, di tiga waktu yang krisis, yaitu jelang berbuka, saat solat terawih dan jelang sahur. Ketiga waktu itu potensi titik kerumunan, karena itu forkopimda fokus untuk prokes nya sampai membentuk personel tingkat wilayah, ada polisi yang berkoordinasi dengan marbot, ada yang fokus berkeliling ditempat tempat kerumunan dan sebagainya,” ujarnya.

Sementara Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut bulan Ramadan ini menjadi bulan tawuran bagi sebagian warga. Untuk itu pihaknya membentuk dan menerjunkan polisi Ramadan, dimana tugasnya itu untuk menekan angka kejahatan dan kekerasan selama Ramadan.

BACA JUGA :  Rafael Struick Yakin Timnas Indonesia Mampu Tumbangkan Uzbekistan

“Sebagian masyarakat bulan ramadan itu bulan tawuran. Nah kami berusaha menekan angka kekerasan selama Ramadan termasuk kejahatan-kejahatan lainnya, kita jaga kesucian Ramadhan ini secara intens, kami akan mengawasi kegiatan kegiatan yang ilegal,” katanya.

Selain itu, polisi Ramadan juga nantinya akan berkolaborasi dengan pengelola masjid atau DKM dan marbot. Dimana mereka ini akan membantu untuk mencegah kerumunan dan memastikan protokol kesehatan di setiap masjid.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Kalah dari Iraq 2-1, Ini Kata Pelatih Shin Tae-yong

“Berdasarkan data yang kami terima, jumlah masjid di Kota Bogor sebanyak 850 masjid. Tapi dari jumlah tersebut ada 147 masjid yang jamaahnya cukup banyak. Jadi kami menyiapkan 200 personel yang berkolaborasi dengan marbot dan DKM untuk sama sama bisa menerapkan protokol kesehatan ditempat tempat ibadah sesuai dengan instruksi kementrian agama bagaimana menjalankan ibadah Ramadan,” pungkasnya. (Heri)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================