Tiga peristiwa yang melandasi sejarah Hari Waisak ini diputuskan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists-WFB) di Sri Lanka pada 1950.

WFB mengesahkan perayaan Waisak pada purnama pertama di Mei dan terus diperingati setiap tahunnya di bulan sama, namun berbeda tanggal menyesuaikan kalender lunar kuno Vesakha.

Nama Waisak sendiri berasal dari salah satu bulan penanggalan India kuno yang juga disebut Vesakha, Vesak, atau Wesak.

Terdapat perbedaan cara umat Buddha di berbagai belahan dunia dalam merayakan Waisak bergantung tradisinya masing-masing. Di Indonesia, perayaan Waisak umumnya diselenggarakan di kompleks Candi Borobudur.

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa rangkaiannya pokok Waisak yang meliputi:

  • Pengambilan air berkat di kawasan mata air Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah.
  • Menyalakan obor yang menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.
  • Melaksanakan ritual Pindapatta dengan memberi dana makanan kepada para biksu untuk melakukan kebajikan.
  • Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
BACA JUGA :  Menu Bekal Simple dengan Ayam Tumis Saus Madu yang Lezat dengan Bumbu Meresap

Selain kegiatan pokok, perayaan Waisak juga umumnya dimeriahkan pawai serta acara kesenian lainnya. Perayaan Waisak di Borobudur selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Di Nepal, perayaan Waisak dikenal dengan sebutan Buddha Jayanti, umat Buddha dari berbagai penjuru dunia mengunjungi Lumbini tempat kelahiran Buddha untuk sembahyang di kuil.

BACA JUGA :  Membahas Koalisi, Golkar Ajak Demokrat Bernostalgia di Pilkada 2024

Sedangkan di Thailand, Hari Waisak atau Visakha Bucha biasanya digelar di King’s Grand Palace, Bangkok dengan menyalakan ribuan lilin di sekitar patung Buddha.

Sementara di Korea Selatan, perayaan Waisak akan dimulai seminggu sebelum hari-H. Umat Buddha Korea Selatan mendekorasi candi dan kuil dengan lentera warna-warni.

Ketika beribadah di kuil, umat Buddha Korea Selatan juga melakukan tradisi menulis harapan dan menggantungkannya di lentera.

Sejarah Hari Waisak dan tanggal peringatannya ini telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983. (Net/B.Supriyadi).

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================