Ilustrasi permukaan Matahari. Foto: LoganArt via Pixabay

AMERICA TODAY – Pusat Prediksi Luar Angkasa AS memantau letusan suar matahari yang meletus dan mengarah ke bumi. Letusan tersebut diprediksi setara dengan ledakan jutaan bom hidrogen.

Fenomona alam itu, berlangsung di bintik Matahari AR2838 pada 10:29 ET pada 3 Juli. Para peneliti mengukur intensitas semburan Matahari dalam skala, dengan semburan api kelas A menjadi yang terkecil dan semburan api kelas X menjadi yang terbesar.

BACA JUGA :  10 Manfaat Sawi Putih Untuk Kesehatan Tubuh

Para ilmuwan mengklasifikasikan suar 3 Juli tersebut sebagai X atau kategori suar Matahari terbesar dan letusan serupa pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga : Besok, Kemenag Dijadwalkan Tentukan Sidang Isbat Idul Adha

Dilansir cnn.com, Jumat (9/7/2021) Bill Murtagh, koordinator program di SWPC menyebut bahwa suar matahari dianggap sebagai bagian dari cuaca luar angkasa. Kondisi itu, kata dia dapat mempengaruhi ruang angkasa di sekitar Bumi yang biasanya disebabkan oleh Matahari.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Akui Keunggulan Qatar di Piala Asia U-23 2024

“Flare itu terkadang disertai dengan lontaran massa coronal, atau gelembung plasma magnetik yang bisa mencapai Bumi,” ujar Murtagh.

Jika energi itu masuk, sambungnya dapat mempengaruhi komunikasi frekuensi tinggi seperti sistem penentuan posisi global (GPS) dan satelit.

============================================================
============================================================
============================================================