BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Pandemi COVID-19 yang hampir dua tahun terjadi di Indonesia betul-betul membuat semua bidang dan kegiatan kreativitas warga terdampak. Namun, dengan landainya kasus Covid-19 khususnya di Kabupaten Bogor kini mulai kembali normal, seperti halnya aktivitas di Desa Sukadamai, Kecamatan Dramaga.

Wilayah yang berada di perbatasan dengan Kecamatan Ciomas dan Tamansari itu kini mulai membangkitkan warganya untuk menunjukkan kreativitasnya di bidang UMKM, yaitu membuat pakaian busana muslim dan anak-anak.

Menurut Sekretaris Desa Sukadamai, Devi Kurniawan, memang kondisi pandemi ini menghambat hampir seluruh kegiatan Desa, baik itu infrastruktur maupun kegiatan lainnya. Namun demikian, saat ini kegiatan masyarakat khususnya di bidang UMKM sudah mulai kembali dilakukan, salah satunya pelatihan warga dalam merancang busana.

“Memang pandemi covid ini menghambat berbagai kegiatan di tingkat Desa, misalnya saja pelatihan membuat busana yang mengharuskan dilakukan secara bergiliran hingga 3 bulan. Meski begitu, ibu-ibu yang ikut pelatihan terlihat begitu antusias sehingga bisa menghasilkan busana muslim yang kedepannya bisa menjadi PAD,” kata Devi yang juga menjabat Pengawas BUMDes Sukadamai.

BACA JUGA :  Pangandaran Diguncang Gempa Terkini M3,7, Pusat di Laut Kedalaman 10 Km

Lanjut Devi, bahwa pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah desa ini bagian dari program BUMDes, di dalam meningkatkan sumber daya masyarakat. Kemudian, pelatihan ini juga bekerja sama dengan Asosiasi Pengurus Wanita Mandiri Indonesia (APWMI).

“Saat ini para peserta sebanyak 70 orang itu akan dinilai oleh APWMI yang kemudian akan ditindaklanjuti untuk dijadikan pelaku usaha baru di desa kami. Kemudian, kami juga tentunya bertanggung jawab dalam membantu memasarkan produk tersebut ke lebih luas lagi. Kita akan terus bina mereka,” ucapnya.

Sementara itu, Dewan Pembina 2 APWMI Nurhayati mengaku, selama pihaknya memberi pelatihan kepada warga Sukadamai ini tidak mudah dan harus sabar, karena peserta yang dilatihnya itu betul-betul warga yang sama sekali tidak memiliki keahlian.

BACA JUGA :  Pedagang Gorengan di Ciampea Bogor Ditemukan Tewas Gantung Diri

“Jadi peserta ini semuanya pemula, sehingga kita latih bagaimana cara menjahit hingga bisa menghasilkan busana yang memiliki nilai jual,” katanya.

Selain diuji kesabaran, lanjut dia, di masa pandemi ini juga pihaknya harus mengikuti peraturan pemerintah, sehingga dalam pelaksanaannya terpaksa dilakukan secara singkat hanya 8 kali pertemuan dalam waktu 3 bulan.

“Seluruhnya ada 70 orang peserta, tapi karena masih pandemi kita lakukan secara bergilir dan hanya 8 kali pertemuan. Kemudian hasilnya cukup memuaskan bagi kami,” ujarnya.

Setelah diberi pelatihan, kata Nurhayati, para peserta ini nantinya akan di seleksi. Dimana penyeleksian itu nantinya menghasilkan pelaku UMKM yang berkompeten. “Bagi mereka yang lolos seleksi, kita akan ajak kerja sama dan dijadikan pengusaha di bidang tata busana, kita akan berikan modal. Kemudian pihak desa juga akan membantu pemasarannya,” pungkasnya. (Hery)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================