Asep Yogaswara, warga Kampung Lio Pabrik RT 03/03 Desa Setu, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor tengah memperlihatkan hasil karya bonsai karakter. Foto : Didin/CR.

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Tanaman bonsai kelapa kini mulai digemari banyak orang. Di tangan pengrajin bonsai asal Bogor, kelapa ini dibuat lebih menarik dengan beragam bentuk.

Asep Yogaswara, warga Kampung Lio Pabrik RT 03/03 Desa Setu, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor ini menyulap bonsai kelapa menjadi kerajinan yang bernilai seni tinggi.

Pajangan bonsai kelapa dibuat dengan beragam tema, mulai dari belalang, burung, ayam dan lainnya. Usaha kerajinan bonsai kelapa ini dilakukan Asep untuk mengisi pundi-pundi ekonomi selama masa pandemi.

Asep menceritakan, hobi membuat kerajinan bonsai kelapa tersebut berawal dari keikutsertaannya bergabung dalam grup bonsai kelapa di medsos pada tahun 2019 lalu.

BACA JUGA :  Perumda PPJ Akan Renovasi Pasar Merdeka, Bakal Ada Rooftop Kuliner

Selain itu, Asep juga terinspirasi dari beberapa pengrajin asal Bandung yang mampu mengembangkan kreativitas dari bahan limbah kelapa hingga bisa menjadi produk UMKM.

Dari situlah Asep atau yang lebih di kenal kang Ronda mulai berpikir dan mengimplementasikan hasil pemikirannya hingga menjadi beragam karya.

“Udah hampir dua tahun ini saya coba terus mengembangkan hobi di waktu senggang, hingga sampai setengah tahun lalu saya bisa membuat karya yang lain, yang bahan dasarnya serabut kelapa tua” ujarnya kepada bogor-today.com saat ditemui dikediamannya, Senin (6/9/2021).

Meski karya yang dibuatnya terbilang sempurna, dirinya mengaku memerlukan binaan, bimbingan, dan bantuan dari pihak pemerintahan. Pasalnya, kata Asep masih banyak kendala yang dihadapi saa ingin mengembangkan kreativitasnya itu hingga mampu mengangkat perekonomian keluarganya.

BACA JUGA :  Lepas Khafilah Kabupaten Bogor Ikuti MTQ Tingkat Jabar, Pj. Bupati Bogor Ingin Para Khafilah Mampu Bumikan Al-Quran di Bumi Tegar Beriman 

“Saya sangat berharap bantuan untuk mengembangkan, karena selain kendala bahan yang susah didapat di wilayah Jasinga yang otomatis membuat saya tidak bisa memproduksi massal saya pun butuh modal awal, maklumlah kang masyarakat kecil,” tuturnya.

Untuk pemasarannya, Asep hanya memanfaatkan media sosial (online) dengan harga jual bervariasi dari mulai Rp100 ribu hingga Rp600 ribu.

“Untuk bonsai mah kita sudah sering jual lewat Facebook atau WA, tapi semenjak handphone saya rusak jadi agak kesulitan.” pungkasnya. (Didin/CR).

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================