Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah jarum jam.

Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

BACA JUGA :  Cara Membuat Dendeng Batokok ala Restoran Padang yang Lezat Anti Gagal

Sayangnya, perkembangan teknologi yang begitu pesat berhasil mengurangi minat anak-anak untuk bermain permainan tradisional. Anak-anak lebih memilih permainan daring yang dioperasikan melalui gadget atau smartphone daripada permainan tradisional.

Sementara, berdasarkan hasil penelitian seorang psikolog independen asal Inggris, Dr Linda Papadopoulos, menyimpulkan, permainan tradisional sangat penting untuk anak. Menurutnya, permainan-permainan tersebut sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental.

Linda menambahkan, permainan tradisional juga dapat melatih kepercayaan diri dan ketahanan mental. Hal itu harus dimiliki oleh anak-anak agar pembentukan karakter anak baik. Pembentukan karakter anak sangat penting agar mentalnya tidak mudah goyah akibat perkataan negatif dari teman sebayanya.

Ketika bermain congklak, anak-anak akan dilatih jujur, sabar, berhitung serta mengatur strategi. Kegiatan mengambil biji congklak dan memasukkannya ke tiap lubang melatih anak untuk mengasah kemampuan motorik halusnya. Selain itu, kegiatan tersebut dapat membuat tangan anak menjadi lebih luwes sehingga anak akan lebih siap untuk belajar menulis.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 25 April 2024

Bermain congklak juga mampu mengasah kecerdasan otak kiri. Dalam permainan, pemain harus mengumpulkan biji congklak  yang lebih banyak dari lawannya agar dapat menang. Hal tersebut membuat anak akan mengatur strategi dan melakukan perhitungan dalam proses bermainnya.

Namun sangat disayangkan permainan tradisional yang memiliki nilai serta manfaat positif bagi kehidupan dan perkembangan anak, sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Jangankan bermain, melihatnya saja mungkin sudah nggak pernah. (net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================