Satgas Madago Tembak Mati Pimpinan Kelompok Teroris Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora.

BOGOR-TODAY.COM, POSO – Satuan tugas (satgas) Madago Raya menembak mati Pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah, Ali Ahmad alias Ali Kalora di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Selain Ali Kalora, satu orang anggotanya juga meninggal, yakni Jaka Ramadhan alias Ikrima.

Barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16, dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah bom bakar, hermolok, ransel, jaket, chestring, selimut, sarung, celana, senter kepala, serta bom tarik dan bom bakar.

Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi menuturkan keberhasilan melumpuhkan Ali Kalora ini bermula dari informasi intelijen tentang keberadaan DPO teroris Poso yang terpisah dari kelompoknya.

Dari informasi itu, kata Rudy, tim pun langsung dikerahkan menuju ke lokasi untuk melakukan penangkapan. “Sempat terjadi baku tembak, hingga Ali Kalora dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama tewas,” tutur Rudy, seperti dikutip cnnindonesia.com, Minggu (19/9/2021).

BACA JUGA :  Kontroversial Wasit di Laga Indonesia vs Qatar, PSSI Layangkan Protes ke AFC

Di sisi lain, kata Rudy saat ini masih tersisa empat DPO teroris lainnya. Yakni Askar Alias Jaid Alias Pak Guru, Nae Alias Galuh Alias Muklas, Suhardin Alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali Alias Ahmad Panjang. Rudy berharap DPO teroris tersebut untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas.

Jejak Berdarah Gembong Teroris Poso Ali Kalora
Untuk diketahui, Ali Kalora menjadi pimpinan MIT setelah Santoso alias Abu Warda tewas ditembak oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016. Sejak saat itu, kepemimpinan MIT beralih.

Ali Kalora bukan nama baru di jaringan teroris MIT. Ia bergabung di MIT sejak 2012. Sejak itu, ia telah digadang-gadang bersama Basri akan menjadi penerus Santoso.

Lahir dan lama tinggal di Poso membuat Ali Kalora dipercaya menjadi penunjuk arah dan jalan di hutan kampung halamannya. Ia juga disebut memiliki kemampuan gerilya dan bertahan hidup (survival).

BACA JUGA :  Bingung Mau Healing Saat Libur Lebaran? Ini Rekomendasi Cafe di Bogor yang Cozy dan Bernuansa Alam Dijamin Suka

Sejak bergabung dengan MIT, Ali Kalora tercatat turut terlibat dalam serangkaian aksi teror.

Pada 25 Mei 2011, ia bersama beberapa anggota MIT melakukan penyerangan dan penembakan ke anggota polisi di Jalan Eni Saenal. Akibatnya dua aparat kepolisian meninggal.

Lalu, pada 26 Agustus 2012, kembali terlibat aksi penembakan terhadap seorang warga bernama Noldy Ambulando di Desa Sepe, Poso. Korban pun tewas setelah diberondong peluru Ali Kalora.

Berlanjut pada 29 September 2012, Ali Kalora terlibat dalam aksi peledakan bom di Desa Korowou, Kabupaten Morowali. Kemudian pada 10 Oktober 2012, ia kembali terlibat dalam aksi peledakan bom di Kelurahan Kawua

============================================================
============================================================
============================================================