36 SD di Kota Bogor
36 SD di Kota Bogor Siap Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka. Foto : Dokumen bogor-today.com

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR36 SD di Kota Bogor siap laksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi saat meninjau uji coba Pembelajaran Tatap Muka di dua sekolah, yakni SD Negeri Harjasari 1 Kota Bogor dan SD Mardi Waluya, pada Senin (18/10/2021).
Menurut Hanafi, 36 SD yang sedang uji coba PTM saat ini statusnya sangat siap, baik dari sisi prokes, juga murid dan tenaga pengajar sudah menjalani vaksinasi.

“PTM ini diujicobakan sementara untuk kelas 4, 5 dan 6. Siswa kelas 1, 2 dan 3 belum kami rekomendasikan. Tetapi jika kondisinya sudah memungkinkan, maka akan disesuaikan,” jelas Hanafi.

Hanafi berharap, di sekolah yang diujicobakan ada komunikasi aktif antara sekolah dengan orangtua.

BACA JUGA :  Warga Digegerkan Penemuan Jasad Korban Hanyut di Pamijahan 1 Bulan Lalu

“Kita nanti lihat sekolah yang biasa ditunggu orangtuanya, ada yang arisan, makan-makan. Nah sekarang kan tidak boleh. Itu yang perlu kita antisipasi,” pungkasnya.

Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya menyebutkan bahwa para siswa sangat antusias. Mereka (siswa) mengaku lebih senang belajar di sekolah ketimbang belajar di rumah lantaran sudah jenuh dengan pembelajaran online.

“Ini momentumnya pas, PPKM-nya sudah diujung, Covid-nya sudah landai, anak-anak dan orangtua juga ingin PTM,” ungkap Bima Arya.

“Mereka tadi sangat bersemangat, tapi kembali lagi saya ingatkan agar Prokes tetap terjaga. Kemudian ketika ada siswa di rumah mulai demam dan sakit harus segera diinformasikan,” katanya.

BACA JUGA :  Halmahera Barat Maluku Utara Diguncang Gempa Bumi M 3,3

Bima berharap, uji coba ini berjalan dengan baik dan semua sekolah bisa segera PTM.

“Nanti ketika sudah ada penurunan status lagi menjadi level dua tentunya ada kebijakan-kebijakan lagi yang menyesuaikan, nanti lama-lama semuanya bisa tatap muka kembali,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SD Mardi Waluya Maria Dominika menyebut, penerapan sistem pembelajarannya hybrid (online dan offline) karena mengikuti aturan mengenai kapasitas ruang kelas.

“Ketika pembelajaran dilaksanakan di sekolah, anak yang di rumah pun bisa mengikuti. Tapi memang sebagian murid belum diizinkan orang tua untuk tatap muka. Sehingga kami berikan opsi pembelajaran dari rumah, buat yang sudah boleh bisa ke sekolah,” ujarnya. (Aditya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================