Begini Nasib Para Penghina Nabi Muhammad : Mati Tragis hingga Dibayangi Ketakutan (bagian-2)

PRANCIS TODAY – Stéphane “Charb” Charbonnier Dia adalah jurnalis dan kartunis majalah satire PrancisCharlie Hebdo. Pada 2 November 2011, kantor majalah Charlie Hebdo dibom tepat sebelum edisi 3 November-nya diterbitkan. Edisi tersebut berjudul “Charia Hebdo” dan menyindir Nabi Muhammad SAW yang seolah-olah digambarkan sebagai editor tamu.

Charb dan dua rekan kerjanya di Charlie Hebdo kemudian menerima perlindungan polisi. Pada September 2012, seorang pria ditangkap di La Rochelle, diduga karena menyerukan pemenggalan kepala Charb di situs kelompok “jihadis”.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 17 Mei 2024

Dalam sebuah wawancara tahun 2012, Charb mengatakan: “Saya tidak takut pembalasan, saya tidak punya anak, tidak ada istri, tidak ada mobil, tidak ada utang. Ini mungkin terdengar agak sombong, tapi saya lebih suka mati di kaki saya daripada untuk hidup berlutut.”

BACA JUGA :  Edgar Rangga Wakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Fingerboard 2024

Kelompok al-Qaeda menempatkan Charb di “daftar paling dicari” mereka pada tahun 2013 setelah dia mengedit edisi Charlie Hebdo yang menyindir kaum radikal “Mohammedan“.

Menjadi seorang penembak klub olahraga, Charb mengajukan izin untuk dapat membawa senjata api untuk membela diri. Permohonan itu, bagaimanapun, tidak disetujui.

============================================================
============================================================
============================================================