IPAL Berteknologi Biofilter Milik RSUD Leuwiliang, Jadi Rujukan Pemkot Probolinggo

Rombongan Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo tengah berfoto bareng dengan seluruh Direksi dan jajaran RSUD Leuwiliang saat kunjungan kerja, Senin 25 Oktober 2021.

BOGOR-TODAY.COM, BOGORRSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, menjadi rujukan rumah sakit daer lain untuk belajar karena, berhasil mengelola Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berteknologi Biofilter yang tadinya dianggap berbahaya dan kotor menjadi tempat yang asik dan nyaman untuk dikunjungi.

Ya, salah satunya Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo yang melakukan studi banding ke RSUD Leuwiliang untuk belajar IPAL dan hal-hal yang belum ada di rumah sakit lain. Nantinya, informasi yang didapat mengenai IPAL tersebut akan diterapkan di UOBK RSUD Dokter Mohamad Saleh.

Kunjungan yang berlangsung pada Senin 25 Oktober 2021 ini, selain jajaran RSUD Dokter Mohamad Saleh, turut hadir Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin didampingi Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Probolinggo.

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan, tujuan dari studi banding ini untuk melihat pengelolaan IPAL yang telah berjalan dengan baik di RSUD Leuwiliang.

“Jadi kami ingin adopsi ke RSUD kita, karena kita ingin masalah IPAL ini betul-betul yang terbaik yang harus kita lakukan,” ungkapnya dalam kunjungan tersebut.

BACA JUGA :  Jaro Ade Kantongi 10 Nama Pendamping di Pilkada 2024

Selain IPAL, pihaknya juga membagi tim untuk belajar bagaimana administrasi, pelayanan dan penunjang yang ada di RSUD Leuwiliang.

Menurutnya, IPAL merupakan masalah serius khususnya di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, perlunya perhatian khusus agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan.

Seperti yang pihaknya pelajari di RSUD Leuwiliang, dengan menggunakan metode biofilter terkini, berhasil mengelola IPAL dengan baik.

“Dengan cara yang baru ini sehingga kami melihat langsung dan ini lebih efektif,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Plt Direktur RSUD Dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo, dr Abraar HS Kuddah, rumah sakitnya juga tengah memasang teknologi IPAL yang serupa dengan di RSUD Leuwiliang.

Maksud dari studi banding ini adalah untuk meyakinkan pihaknya bahwa dengan metode yang sama, jauh lebih baik dibandingkan teknologi IPAL yang konvensional.

“IPAl adalah suatu proyek kemanusiaan, karena dampaknya bukan dirasakan pada saat ini, dia berdampak lima sampai sepuluh tahun ke depan,” tuturnya.

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Leuwiliang, drg Hesti Iswandari menyambut baik jajaran Pemkot Probolinggo yang ingin belajar bagaimana pengelolaan IPAL di rumah sakitnya.

Direktur Utama RSUD Leuwiliang, drg Hesti Iswandari menyambut baik jajaran Pemkot Probolinggo yang ingin belajar pengelolaan IPAL

Pemkot Probolinggo pun mengapresiasi rumah sakitnya bukan hanya mengenai IPAL, namun juga managemen administrasi, pelayanan dan juga penunjang yang ada di RSUD Leuwiliang.

“Tujuannya adalah untuk melihat IPAL yang ada di sini, setelah ke sini mereka juga menanyakan bagaimana Sim RS, rekam medis, perawatan dan lainnya,” ucap drg Hesti Iswandari.

Untuk IPAL sendiri, pihaknya mengedepankan efisiensi tanpa harus mempengaruhi sisi keindahan rumah sakit. Bagaimana IPAL ditempatkan di ruang terbuka dan ikan Koy yang memiliki sensitivitas tinggi mampu hidup di air hasil IPAL tersebut.

“Pada prinsipnya, kita dalam memenuhi sarana dan prasarana dengan tidak sembarangan, seperti IPAL ketika ada teknologi yang baru dan lebih efisien, kita akan menggunakan itu,” pungkasnya. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================