BOGOR-TODAY.COM, BOGORCendol Elizabeth menjadi topik utama di beberapa media. Hal itu lantaran Menteri Luar Negeri, Elizabeth Truss disarankan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil untuk membuka restoran dengan menu es cendol Elizabeth di London. Hal itu dikatakannya saat Elizabeth Truss berkunjung ke Bogor, Jumat (12/11/2021).

Namun, bagaimana sejarah minuman tradisional itu hingga eksis di kawasan Bandung.

Melansir okezone.com, minuman ini berawal dijajakan di depan sebuah rumah yang pemiliknya bernama Eli. Rumah tersebut dihuni oleh keluarga keturunan Tiongkok yang berlokasi di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) tepatnya di Jalan Inhoftank Nomor 64, Bandung, Jawa Barat.

Sedangkan, Eli sendiri adalah pengrajin tas dan dia memberikan label tas buatannya dengan nama Elizabeth. Karena sang penjual selalu mangkal di depan rumah Eli, alhasil nama Cendol Elizabeth pun dipilih. Dan kini, nama tersebut sudah sangat tidak asing lagi bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Tak hanya itu, sang penjual Cendol Elizabeth, Rahman, pertama kali berjualan di sana (rumah Eli) pada 1978. Suatu ketika, ada pemnbeli tas Elizabeth yang datang. Saat memilih-milih tas, dahaganya pun terkuras. Alhasil, dia memesan cendol yang dijajakan di samping “toko” tas Elizabeth.

BACA JUGA :  Shin Tae-yong Optimis Timnas Indonesia Menang Lawan Korea

Tapi, apa yang terjadi setelahnya, si pembeli malah mengira es cendol yang di jual Rahman tersebut adalah bagian dari fasilitas yang didapat ketika membeli tas Elizabeth. Sontak, Rahman pun memberitahu si pembeli itu bahwa apa yang dia nikmati barusan itu tidak ada hubungannya dengan tas Elizabeth yang dia beli.

Namun, si pembeli tetap ngotot dan Rahman pun tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah pembeli itu pergi dari toko mereka berdua, Eli diketahui membayar kepada Rahman cendol yang dipesan pembeli tasnya.

Sementara itu, bicara mengenai es cendol Elizabeth itu sendiri, lalu apa bedanya dari cendol lainnya?

Hal yang membedakan cendol ini dengan cendol lainnya ternyata terletak di bahan bakunya.. Cendol Elizabeth itu memastikan bahwa santan yang digunakan sangat kental dan dibuat dari kelapa yang kondisinya baik. Kemudian, untuk sagu yang dipakai, sang pembuat mendapatkannya langsung dari Kepulauan Riau. Lalu, untuk gulanya berasal dari Cilacap, Jawa Tengah, pun juga pandan dan daun sujinya, Rahman mendapatkannya dari Ciparay dan Majalaya, Kabupaten Bandung.

Bahkan Es Cendol Elizabeth semakin banyak dikenal dibeberapa kota lainnya yang ada di Indonesia.

BACA JUGA :  7 Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan, Wajib Tahu!

Kisah Rohman

Rohman kecil harus ikhlas ditinggal ayahnya ketika baru duduk di bangku kelas 2 SD, hingga membuatnya terpaksa membantu perekonomian keluarga di umurnya yang begitu muda.

Semasa muda Rohman habiskan waktunya bekerja sebagai petani di pekalongan, hingga akhirnya berpikir untuk hijrah ke Bandung untuk membantu pamannya berjualan cendol.

Di Bandung, rohman berkeliling menjalankan dagangannya dengan upah yang diberikan kepada pamannya sebagai uang jajan.

Namun nyatanya upah yang diberikan Rohman tidak ia gunakan melainkan mengirimkan ibu dan adiknya di kampung, untuk biaya sehari-hari.

Sementara sisanya Rohman gunakan untuk membeli gerobak, dan perlengkapan lainnya agar dirinya bisa menghasilkan uang sendiri dari menjual cendol tanpa harus membagi kepada pamannya lagi.

Usaha cendolnya ia rintis sejak tahun 1927 dan masih bertahan hingga saat ini.

Dalam satu hari, Rohman bisa menghabiskan 300 porsi dengan omset bisa mencapai 10 juta perharinya.

Semakin dikenal banyak orang dan telah berhasil memiliki tempat sendiri, Rohman mulai menyertakan menu lainnya pada usahanya tersebut seperti es goyobod, batagor, baso tahu, serta mie baso. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================