MAS NADIEM MELANGGAR PANCASILA

Oleh : Heru B Setyawan (Guru SMA Pesat School Of Talent & Duta Pancasila BPIP)

Astaghfirullah entah sudah berapa kali Mas Nadiem ini yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) sering melanggar nilai dan sila-sila dari Pancasila.
Jika jadi muridku insyaAllah sudah penulis tegur dan saya beri Surat Peringatan (SP) 1, 2 atau SP 3. Semoga beliau juga sudah ditegur oleh Presiden RI Pakde Haji Joko Widodo (Jokowi) sebagai atasannya.

Inilah penyebab kesalahan Mas Nadiem, beliau membuat Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) No 30 tahun 2021 tentang “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi”.

Regulasi ini maksudnya ingin mencegah dan mengurangi kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi. Alih-alih mau mengurangi, malah aturan ini bisa memicu pergaulan sex bebas di lingkungan perguruan tinggi. Karena regulasi ini sangat terasa bau aroma liberalnya.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 19 April 2024

Permendikbudristek ini justru mengamini adanya hubungan seksual jika dilakukan dengan persetujuan (sexual consent), atau kekerasan sexual tidak termasuk kejahatan atau pidana, jika korban tidak keberatan. Weleh-weleh, mau dibawa kemana, para mahasiswa/i sebagai calon pemimpin bangsa, jika aturan ini tidak dicabut.

Atau Mas Nadiem lupa jika bangsa Indonesia itu punya Pancasila, sebagai dasar negara kita. Ya wajar Mas Nadiem tidak familiar dengan Pancasila, wong selama ini beliau sekolah dan kuliahnya di luar negeri. Sehingga tidak tahu jika ada sila ke 1 dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Indonesia memang bukan negara Islam, tapi kita punya Pancasila dengan sila pertama tersebut, harusnya perilaku kita selalu religius, bukan seenaknya sendiri melanggar aturan agama . Kata kuncinya semua peraturan dan Undang-undang yang ada di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan agama kita, khususnya agama Islam.

BACA JUGA :  Mahkota Binokasih dan Artefak Perjalanan Islam Dipamerkan di Perpustakaan Kota Bogor

Mengapa kok khususnya agama Islam, ya wajar, kareana Indonesia itu rakyatnya mayoritas beragama Islam. Yang penting, yang mayoritas melindungi yang minoritas, sedang yang minoritas menghormati yang mayoritas.

Sekali lagi, yang terhormat Mas Nadiem agar aturan ini dicabut saja, karena tidak ada manfaatnya, bahkan bisa menjadi pemicu budaya sex bebas di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia.

Dan lebih mengerikan lagi, regulasi ini bisa diboncengi oleh perilaku kelainan sexual LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender). Karena semakin hari kaum LGBT semakin berani menampakkan keberadaannya di Indonesia. Terbukti beberapa waktu yang lalu polisi berhasil menggagalkan pesta kaum gay.

Ayo Mas Nadiem lebih baik untuk mengurusi PTM (Pertemuan Tatap Muka) agar bisa berjalan lancar dan sukses untuk pendidikan anak bangsa kita tercinta. Jayalah Indonesiaku. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================