bmkg
Ilustrasi-tsunami

BOGOR-TODAY.COM, JAKARTA – Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkap sejarah terjadinya gempa bumi yang terjadi pada Selasa (14/12/2021) kemarin di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, NTT sempat mengalami tsunami sebanyak 22 kali sejak 1880-an. Hal itu terjadi karena di busur Kepualauan Sunda Kecil, seperti Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur merupakan daerah rawan tsunami.

Pada 29 Desember 1820 silam, sambung Daryono sempat terjadi gempa kuat di Laut Flores yang memicu tsunami hingga Sulawesi Selatan. Akibatnya 500 orang meninggal dunia di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Kemudian, pada 12 Desember 1992 gelombang setinggi 30 meter menyapu sebanyak 2.500 orang meninggal dan 500 orang hilang.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, 14 Mei 2024

“Lokasi sumber gempa magnitudo 7,4 yang terjadi kemarin di Laut Flores secara seismisitas jarang terjadi aktivitas gempa menurut data seismisitas regional periode 2009-2021,” kata Daryono seperti dikutip bogor-today.com dari cnnindonesia.com, Rabu (15/12/2021)

Selain itu, kata Daryono gempa di Laut Flores M 7,4 tersebut dipicu sesar aktif yang belum terpetakan. Sehingga, itu menjadi tantangan bagi para ahli kebumian untuk mengidentifikasi dan memetakan, guna melengkapi peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia.

Untuk diketahui, gempa yang terjadi di NTT pada Selasa (14/12/2021) merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores, dengan mekanisme pergerakan geser-mendatar (strike slip).

BACA JUGA :  Cegah Penularan HIV AIDS, RSUD Leuwiliang Lakukan Penyuluhan Kepada Pasien dan Pengunjung

Meski pusat gempa ini terletak dekat jalur sumber gempa Sesar Naik Flores (Flores Thrust), tetapi pembangkit gempa ini bukan Sesar Naik Flores. Sesar Naik Flores memiliki mekanisme naik, sedangkan gempa ini memiliki mekanimse geser-mendatar.

Usai gempa M 7,4 terjadi BMKG sempat memberi sinyal ‘waspada’ tsunami di beberapa wilayah seperti Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.

Namun setelah sekitar dua jam memberi peringatan dini tsunami, status tersebut dicabut pada pukul 12.27 WIB. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================