Yayasan At-Taufiq Bogor

BOGOR-TODAY.COM, BOGORYayasan At-Taufiq Bogor (Yatib) menyayangkan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi. Sebab, Hanafi menyebutkan aksi para orang tua murid dan guru sekolah At-Taufiq mendatangi Kantor Disdik tidak mengantongi izin.

Kala itu, Hanafi mengatakan bahwa dirinya tidak mengundang orang tua murid untuk datang dalam mediasi antara manajemen kedua belah pihak yang berkonflik.

Hanafi juga mempertanyakan surat izin aksi yang dilakukan orang tua murid, dimana aksi tersebut seperti demontrasi lantaran banyak orang tua dan guru berbondong-bondong sambil membawa poster bertuliskan ‘Mosi Tidak Percaya’ dan lain sebagainya.

“Saya tidak mengundang mereka kesini. Kita undang ini kedua belah pihak, tidak mengundang orang tua murid. Tapi kok kenapa datang, bawa poster, demo? Ada izinnya ? Saya tanya ada izinnya atau tidak? Tidak ada,” ucap Hanafi.

Atas pernyataan itu, Yayasan At-Taufiq Bogor melalui orang tua murid dan guru angkat bicara. Menurut mereka maksud mendatangi kantor Disdik tersebut lantaran surat yang dilayangkan oleh mereka tidak ditanggapi oleh Kepala Dinas dan juga Plt Kepala SMPIT At-Taufiq, Ahmad Furqon.

“Akhirnya kami melakukan aksi di kantor disdik untuk menyampaikan kekesalan kami terhadap Plt kepala SMP yang dianggap tidak netral. Kemudian kami juga menyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Plt tersebut, hingga meminta kepada Kadisdik untuk diganti,” kata Edwin, Perwakilan Orang Tua Murid Bersatu, belum lama ini.

BACA JUGA :  Tak Sampai 1 Jam, Pasar Murah di Taman Kencana Habis Terbeli

Selain itu, mewakili Guru At-Taufiq, Irma juga menanggapi hal yang sama. Menurut Irma terkait data dapodik siswa, pihaknya selaku pengelola memiliki data yang diperlukan untuk update di dapodik, namun Plt Kepala SMP tidak pernah berkoordinasi untuk hal tersebut. Apalagi, Ia menyayangkan ketidakhadiran Kadisdik yang mengundang untuk rapat.

“Waktu itu pak kadis mengundang kami untuk rapat, tapi beliau tidak hadir dan kemudian rapat dipimpin Plt Kepala SMP At-Taufiq Ahmad Furqon,” kata Irma. .

Dia juga membeberkan perihal walk out yang dilakukan oleh guru-guru At-Taufiq. Menurutnya, walk out itu dilakukan karena Plt seolah mengarahkan untuk menerima SK YAAB (Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bogor).

“Perihal walk out yang dilakukan guru itu karena dalam forum tersebut guru dihadapkan pada surat pernyataan yang diminta untuk memilih menerima SK YAAB atau tidak, sementara dalam undangan tertulis agenda rapat Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar,” bebernya.

BACA JUGA :  Tinjau Lokasi Bencana di Kota Bogor, Dedie Rachim Pastikan Logistik Terakomodir

Sementara itu, Perwakilan Yatib Ustadz Syarif Ahmad mengungkapkan, dari awal baik Yayasan maupun orang tua siswa meminta untuk tidak ada perubahan guru, tetap guru lama baik dari pihak At Taufiq maupun Al Irsyad.

“Artinya tidak ada penambahan guru baru. Guru-guru yang mengajar tetap yang ada sebelum terjadi konflik,” ujarnya.

Mengenai rekening penampung SPP, kata Syarif, selama ini orang tua mempercayakan pengelolaan kepada At Taufiq.

“Jika akan dibuka rekening penampung dari BSI, kami bersedia dengan spesimen bersama termasuk dari pihak disdik sebagai pengawas,” katanya.

Bahkan, jika akan dibuka rekening baru sekalipun, pihaknya siap dengan dasar kesepakatan kedua belah pihak yayasan.Kepada Plt SMP.

“Kami sudah mengirimkan mosi tidak percaya, di mana suratnya kami tujukan kepada walikota. Sampai saat ini kami masih menunggu respon beliau,” ucapnya.

Adanya ketidaknetralan yang dilakukan Plt kepala SMP itu pun dikeluhkan dewan guru karena tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak merespon saran dan pendapat guru. “Untuk itulah, kami tidak berkenan yang bersangkutan memasuki area sekolah,” tegasnya. (B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================