Harga Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Kota Malang Terpaksa Menaikkan Harga Jual

Harga Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Kota Malang Terpaksa Menaikkan Harga Jual

BOGOR-TODAY.COM, MALANG – Perajin tempe yang menaikan harga jual akibat harga kedelai yang mahal di Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe Sanan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, terpaksa menaikkan harga jual lantaran tingginya harga bahan baku kedelai.

Salah satu seorang perajin tempe, Handayani (50) mengungkapkan, terpaksa harus menaikkan harga jual tempe kepada para produsen keripik tempe.

“Karena bahan baku naik, mau tidak mau harga juga harus naik. Naiknya harga ini karena ukuran tempe tetap dan tidak diperkecil,” kata Handayani, Jumat (18/2/2022).

Lanjutnya, Tempe yang dipergunakan untuk kebutuhan produsen keripik tempe tersebut, biasanya berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sepanjang satu meter.

“Harga jual sebelum kedelai naik, untuk ukuran satu meter yang besar Rp24.000 sekarang menjadi Rp25.000, dan itu sekarang sudah sulit,” katanya.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 17 Mei 2024

Ia melanjutkan, Meskipun kenaikan harga hanya sebesar Rp1.000, serapan tempe dari produsen keripik tempe tidak terlalu baik. Bahkan, banyak pelaku usaha skala mikro, tidak memproduksi karena terdampak mahalnya bahan baku pembuatan keripik tempe.

Dalam kondisi sebelum harga bahan baku kedelai naik, lanjutnya, kebutuhan komoditas tersebut per hari mencapai 500 kilogram. Dan kini, dengan harga kedelai mahal dan banyaknya pengusaha keripik tempe yang tidak berproduksi, kebutuhan kedelai anjlok menjadi 200 kilogram per hari.

“Dulu saya sehari bisa menghabiskan 500 kilogram kedelai per hari, sekarang paling bagus 200 kilogram. Kadang juga di bawah itu,” ujarnya.

BACA JUGA :  HJB Kota Bogor ke-542 Usung Tema 'Raharja Gawe Rancage', Ternyata Ini Maknanya

Ia sangat berharap pemerintah bisa segera mengambil kebijakan untuk menurunkan harga kedelai. Ia berharap, kedelai untuk bahan baku tempe bisa diturunkan pada level Rp7.000 per kilogram, dimana saat ini harga melonjak menjadi Rp11.000 per kilogram.

“Harapannya bisa turun lagi, di harga Rp7.000 per kilogram, itu normal. Tidak murah, dan tidak mahal. Kalau sudah lebih dari Rp10.000, sudah terlalu tinggi,” katanya.

Kenaikan harga kedelai tersebut, juga berdampak terhadap produsen keripik tempe yang ada di sentra industri tersebut. Tidak semua perajin tempe menaikkan harga, namun ada juga yang memilih untuk mengurangi ukuran dari tempe yang dipergunakan sebagai bahan baku keripik.

============================================================
============================================================
============================================================