kupat jembut
Mengenal Kupat Jembut, Tradisi Syawalan Unik Jawa Tengah. Foto : Istimewa.

BOGOR-TODAY.COM, SEMARANG – Pasca melaksanakan perayaan Idul Fitri sejumlah daerah di Jawa Tengah memiliki tradisi unik yang digelar secara turun temurun. Biasanya masyarakat akan membagikan kupat atau ketupat yang berisi tauge, warga setempat menyebutnya dengan kupat jembut.

Tradisi tersebut kerap digelar tujuh hari atau satu pekan usai Hari Raya Idul Fitri. Tradisi pembagian kupat jembut di Kota Semarang digelar di beberapa tempat, salah satunya Kampung Jaten Cilik Pedurungan Tengah.

Melansir Wikipedia.org, Rabu (4/5/2022)  berdasarkan kisah orang tua dahulu, utamanya di desa Ketapang, Kendal, Kupat Jembut ini hanya dibuat pada saat Hari Raya Idul Fitri oleh keluarga yang sudah anaknya meninggal. Ada juga desa lainnya di Kendal yang mentradisikan Kupat Jembut ini karena terdapat salah satu keluarga yang sudah meninggal dunia, baik itu orang tua maupun anaknya.

Sementara, mengutip buku Kuliner Semarangan dengan judul ‘Menikmati Rasa di Sepanjang Pesisir Utara Jawa, Mencecap Lezatnya Kekayaan Cita Rasanya’ dari Murdijati Gardjito, Murullia Nur Utami dan Chairunisa Chayatinufus,  dituliskan bahwa kupat jembut merupakan ketupat yang dimasak dengan aneka sayuran sehingga permukaannya tidak halus seperti ketupat pada umumnya.

Menurut Murdijati yang juga Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada dan pemerhati kuliner Indonesia menyebut kupat ini dibuat selama bulan puasa (Ramadan) dalam periode tertentu orang kehabisan barang untuk merayakan Lebaran, namun agar tidak kehilangan perayaan maka muncul ide untuk makan ketupat.

BACA JUGA :  Cemilan Rumahan dengan Donat Labu yang Sedang Viral Kelezatannya

Dilhat dari bentuk fisiknya, kupat tersebut sama halnya kupat pada umumnya, yakni dibuat dari bungkus daun kelapa muda atau janur. Namun yang membedakannya,  Kupat Jembut ini akan dibelah secara vertikal tanpa putus.  Lalu di dalamnya disisipkan tauge dimasukkan ke dalamnya, sehingga tampilannya seperti organ kelamin perempuan.

Seiring perkembangan zaman, pada isian ketupat tak hanya berisikan tauge, namun ada tambahan sayur-sayuran seperti kubis dan sambal kelapa.

Karena di dalamnya sudah ada sayur dan bumbu, kupat jembut ini sudah terasa lezat meski tak ditambahkan opor ayam atau sayur bersantan lainnya.

Murdijati menambahkan, bahwa tradisi ketupat jembut ini sudah ada sejak tahun 1950-an. Awalnya pencetusnya adalah Nyai Sutimah dan Kiai Samin yang merupakan warga asli Demak. Mereka adalah satu dari lima keluarga pertama yang menduduki kampung Jaten Cilik. Mereka datang ke wilayah tersebut untuk mengungsi karena serangan sekutu. Untuk menghadirkan perayaan yang sederhana, mereka pun membuat ketupat yang sedikit berbeda dengan bahan yang ada. Supaya warga tertarik, Haji Samin berulang kali memukul wajan saat azan Subuh.

BACA JUGA :  Kemenangan Timnas Indonesia jadi Modal Penentu Kontra Jordania

Namun ada juga versi lain yang mengungkapkan bahwa di Kendal, kupat jembut hanya dibuat pada saat Hari Raya Idul Fitri oleh keluarga yang salah satu anggota keluarganya sudah meninggal dunia, baik orangtua atau anaknya.

Usai azan subuh berkumandang, petasan mulai dinyalakan. Anak-anak kampung Jaten Cilik pun mulai keluar rumah untuk berebut kupat jembut ini.

Dalam perkembangannya, untuk THR anak-anak, beberapa orang juga kerap menyelipkan uang ke dalam ketupat jembut ini. Ketupat ini pun dibagikan ke anak-anak dan mereka akan berebut untuk mendapatkannya.

Tradisi menyisipkan uang dalam kupat jembut ini dimulai sejak tahun 2000. Bukan cuma untuk memeriahkan perayaan, tapi pemberian uang ini juga dimaknai sebagai sedekah dan ungkapan syukur atas rahmat Tuhan sekaligus untuk pelengkap ibadah puasa.

“Tradisi ini merupakan simbol kesederhanaan karena dilakukan saat warga usai perang ingin memperingati Lebaran dengan bahan makanan sederhana ketupat diisi tauge sebagai bentuk keprihatinan,” katanya. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================