Diguyur hujan dengan intensitas lebat yang terjadi pada, Minggu (11/9/2022) sore mengakibatkan banjir, tanah longsor hingga bangunan ambruk di beberapa titik di Kota Bogor. Foto : Istimewa.

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah merilis data kebencanaan yang terjadi dalam kurun waktu tahun 2021.

Berdasarkan catatannya, terdapat total 701 kejadian bencana dengan rincian 269 tanah longsor atau amblas, 24 banjir lintasan, 194 bangunan ambruk, 106 pohon tumbang, 16 angin kencang dan 1.051 rumah yang terdampak. Korban ada 20 orang mengalami luka ringan, 2 luka berat dan 4 korban jiwa.

Dari 701 kejadian itu, jika di rata-rata dalam satu hari terdapat 2 kejadian. Meskipun pada kenyataan bisa 30 titik dalam satu hari dengan jumlah personel, sarana dan fasilitas yang terbatas.

“Jadi langkah yang bisa diambil adalah tidak hanya aparatur yang menolong masyarakat, tetapi masyarakatnya harus masyarakat juga dengan menularkan kemandirian kepada masyarakat agar memiliki keahlian, kemampuan, rasa komitmen yang tinggi untukmenangani kejadian bencana di masyarakat,” kata Syarifah dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Kamis (6/10/2022).

Dengan demikian, Syarifah mengajak peserta maupun masyarakat secara umum untuk bersama-sama pemerintah mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana.

BACA JUGA :  Hadiri Peringatan Hari Otda ke XXVIII, Pj. Bupati Bogor Komitmen Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Melihat tingginya angka bencana di Kota Bogor, Syarifah membentuk kelurahan tangguh bencana (Keltana) di Villa Arum, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor beberapa waktu lalu.

Pembentukan tersebut diiringi dengan penandatanganan nota kesepahaman antara BPBD Kota Bogor dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka (Uhamka).

Menurutnya, kehadiran Uhamka untuk memberikan edukasi dan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat. Syarifah berharap melalui pembentukan Keltana dan mitigasi mampu meminimalisir jumlah korban dan dampak kejadian.

“Pemetaan daerah rawan bencana kelurahan dan pemetaan masyarakat menjadi salah satu langkah bisa diterapkan hingga skenario penanganan bencana ketika terjadi bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Syarifah.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas menyebut pada Agustus 2022 Kota Bogor dilanda sebanyak 122 bencana alam. Bencana tersebut didominasi hujan deras dan angin kencang.

Teo merinci, jumlah bencana tersebut terdiri dari 73 kejadian tanah longsor, 8 banjir, 3 angin kencang, 18 bangunan roboh, 1 kebakaran, 17 pohon tumbang, 1 orang hanyut, dan 1 penyelamatan hewan.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Selasa 23 April 2024

“Tanah longsor menjadi tren kejadian pada bulan Agustus karena intensitas hujan cukup tinggi, khususnya sore hari menjelang malam yang terjadi pada minggu terakhir,” kata Teo,

Selain itu, terdapat pula 4 jembatan dan 10 tembok penahan tanah (TPT) yang roboh terdampak longsor. Termasuk 522 rumah warga turut terdampak dengan kategori rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.

“Hujan angin kencang menjadi penyebab terjadinya bangunan roboh beberapa bangunan,” ujarnya.

Dampaknya, tercatat ada 227 Kepala Keluarga (KK) dengan 461 jiwa yang terdampak dari bencana di bulan Agustus 2022. Dimana 7 orang mengalami luka ringan karena tembok dan rumah roboh dan 1 orang meninggal dunia hanyut di sungai.

Untuk itu, pihaknya mengimbau untuk melakukan mitigasi becana di wilayah masing-masing, seperti rutin membersihkan gorong-gorong tersumbat yang dapat berpengaruh akan potensi banjir.

“Bagi masyarakat yang berada di bawah tebingan yang berpotensi longsor agar lebih meningkatkan kewaspadaannya,” tuntasnya. (B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================