Angka Stunting di Kota Bogor 16 Persen, Dinkes Gelar Diseminasi dan Publikasi Pengukuran Stunting

Syarifah menuturkan, berapapun jumlah stunting-nya, ini harus menjadi perhatian bersama dan yang terpenting bisa dilakukan pemetaan. Pemetaan yang tidak hanya dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) tapi juga puskesmas dan kelurahan ikut melakukan pemetaan.

Pemetaan ini bertujuan agar ketika ada bayi dari nol bulan sampai lima tahun berat badannya masih rendah atau kecenderungan rendah dan menjadi potensi stunting bisa terlihat apa penyebabnya. Apakah karena kondisi status ekonomi, yakni dari keluarga menengah kebawah atau tidak mampu, atau dari pola asuh di keluarganya.

BACA JUGA :  Sampaikan Rekomendasi LKPJ Bupati Bogor Tahun 2023, Pj. Bupati Bogor Bersama DPRD Kabupaten Bogor Gelar Rapat Paripurna 

“Misalnya anak ini dari keluarga dengan status ekonomi menengah ke atas tapi berat badannya kurang maka intervensinya tentu saja kepada pola asuh, mungkin ada yang salah dengan pola asuhnya, kita perbaiki pola asuhnya sehingga bisa terdeteksi gizi dan berat badannya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, lingkungan rumah pun bisa menjadi faktor terjadinya anak-anak stunting. Anak-anak yang tinggal dengan sanitasi rendah turut menjadi pemicu karena anak-anak terkena penyakit yang diakibatkan sanitasi. Tak ayal, Pemkot Bogor juga terus konsisten melakukan program ODF atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di seluruh kelurahan.

BACA JUGA :  Pemkot Bogor Fasilitasi Rosmini Layanan PPKS, Kini Kondisinya Sudah Tenang

“Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan kita bisa meluncurkan kelurahan ODF dan dari hasil pertemuan ini akan mendapatkan data yang update, sekaligus juga bisa kita analisis dan kita gunakan data ini untuk kepentingan perbaikan gizi anak-anak Kota Bogor,” katanya. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================