Saat itu. Yuliono meninggalkan kampung halamannya, merantau ke Yogyakarta, demi mewujudkan impiannya berkesenian. Untuk bertahan hidup di Yogyakarta, Yuliono menjadi tukang sol sepatu, servis payung, ngamen, dan jualan kopi.

“Kata-kata dari teman saya memang benar. Dream come true, mimpi yang nyata itu memang harus dijemput, harus diusahakan, tidak bisa hanya dengan merem-merem saja,” tutur Yuliono.

Menurutnya, selain bermusik, profesinya saat ini masih serabutan. Kadang ia jadi tukang jaga ruko, tukang sampah, kuli bangunan, dan lainnya. Yuliono ingin fokus berkesenian saja untuk ke depannya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Ayam Kecap dan Telur Spesial yang Lezat dan Sedap Bikin Keluarga Ketagihan

Dalam melahirkan karya-karya lagu, Yuliono mengaku dipengaruhi oleh banyak musisi. Ia mengaku suka dengan lagu-lagu Ahmad Albar, God Bless, Ari Lasso, dan Mus Mujiono. Selain itu, Yuliono jadi sering mendengar lagu-lagu Queen, The Beatles, Amerika Latin, dan lagu-lagu komedi.

“Harapan saya, lagu-lagu saya bisa sampai kepada para pendengar di manapun berada, semoga mereka menyukainya, dan membuat hidup mereka makin bahagia,” ucapnya.

BACA JUGA :  Mahkota Binokasih dan Artefak Perjalanan Islam Dipamerkan di Perpustakaan Kota Bogor

Sementara itu, Rulli Aryanto yang juga pendiri Prima Founder Records and Publishing menyebut bahwa Yuliono adalah musisi yang pintar. Meskipun Yuliono sulit mengikuti cara bernyanyi dan bermusik para musisi yang ia sukai, namun Yuliono berhasil menghadirkan karakternya sendiri dalam melahirkan karya-karya lagu. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================