Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan Kota Bogor)

SEIRING kita melihat tulisan di depan toko, mall, rumah atau di tempat umum yang berbunyi “Dilarang parkir di sini, kecuali bagi pembeli” ada juga yang berbunyi “Dilarang jualan di sini”. Dan lain-lain yang intinya semua berisi larangan, karena yang punya toko, mall, rumah atau di tempat umum tersebut terganggu dengan hal tersebut.

Dari hal tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa manusia itu cenderung kikir dan egois, ya karena kita tidak memberi tempat parkir dan tempat jualan kepada orang lain. Kan lebih baik kita memberi tempat untuk tukang parkir dan jualan bagi pedagang kaki lima. Ini mumpung ada kesempatan berbuat baik kepada orang lain.

Kikir tidak saja tidak pernah memberi barang kepada orang lain, atau tidak mau bersedekah, tapi tidak memberi kemudahan atau tidak memberi manfaat bagi orang lain, padahal mereka bisa melakukannya, menurut penulis juga termasuk kikir. Bukankah orang yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya.

Seperti yang terdapat pada Hadist berikut“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129). Dari pada tanah tidak digunakan untuk apa-apa, ya lebih baik dan bermanfaat digunakan untuk parkir atau jualan.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 2 Mei 2024

Tapi yang namanya manusia ada yang suka membantu orang, tapi ada juga yang sulit untuk membantu orang. Bahkan ada orang yang merasa bahagia jika bisa membantu dan memberi kemudahan bagi orang lain.

Dan ini sesuai dengan apa yang terdapat pada Kitab Suci Al Qur’an. “Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka”.

Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan (QS. Ali Imran ayat 180).

Terus apakah kita termasuk kikir atau tidak? Itu yang tahu adalah diri kita sendiri dan Allah, tapi apakah kita kikir atau tidak bisa dilihat dari perilaku kita dalam kehidupan sehar-hari. Ciri-ciri yang gampang dari seorang kikir adalah banyak tidak disukai orang dan banyak juga diomongin orang tentang sifat kikirnya.

BACA JUGA :  Melonguane Sulut Guncang Gempa Magnitudo 4,6

Kemudian bagaimana untuk rakyat Indonesia, apakah bangsa Indonesia termasuk kikir atau tidak? Jawabnya jelas termasuk kikir, ini buktinya. Berdasarkan outlook data zakat 2021 Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), seharusnya total potensi zakat di Indonesia adalah sebesar Rp327,6 triliun. Sementara perolehan pengumpulan zakat nasional pada tahun 2021 hanya mencapai Rp 11,5 triliun dan perolehan tahun 2022 mencapai Rp 26 triliun.

Jauh kan antara potensi zakat yang harusnya terkumpul dengan kenyataannya zakat yang terkumpul. Jadi suka tidak suka ternyata kita bangsa Indonesia, termasuk kategori yang kikir. Ayo kita jangan mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain atau pemerintah, tapi sejak sekarang kita harus menjadi orang yang dermawan, sesuai kemampuan kita.

Karena memberi atau berbagi itu lebih bahagia, dari pada menerima, bukankah tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Untuk mereka yang sudah jadi dermawan kita ucapkan terima kasih dan apresiasi. Jayalah Indonesiaku. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================