GENERASI STRAWBERRY
Heru B Setyawan penulis opini generasi strawberry, diaman generasi itu adalah sebuah istilah yang menggambarkan fenomena generasi muda saat ini.

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan)

SEBAGAI Duta Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) penulis sangat prihatin dengan pidato kontroversial Megawati Soekarno Putri.

Apalagi Beliau adalah Ketua Dewan pengarah BPIP yang harusnya memberi kesejukan dalam pidatonya.

Megawati membuat blunder lagi dengan salah satu ucapan dalam pidatonya saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional.

Pancasila dalam Tindakan: Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, Serta Mengantisipasi Bencana” di Jakarta pada Kamis, 16 Februari lalu.

Megawati mempertanyakan mengapa banyak ibu-ibu saat ini yang senang ikut pengajian. Dia juga berpesan agar para ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dan melupakan gizi anak.

Seolah pengajian menjadi biang kerok yang bisa membuat para ibu melalaikan gizi

Weleh-weleh, jelas ini sebuah pemikiran yang sangat sekuler, karena menganggap hal kegiatan agama, yaitu pengajian dianggap suatu masalah, sementara terhadap kemaksiatan dan kemunkaran beliau cicing wae, boro-boro protes.

Kenapa Megawati tidak mempermasalahkan emak-emak yang hedon yang tasnya  seharga satu milyar.

BACA JUGA :  Sarapan Sehat dan Bergizi dengan Tumis Udang Sayuran yang Simple dan Lezat

Atau mempermasalahkan emak-emak yang suka nongkrong dan ngerumpi di cafe sambil menghisap sebatang rokok.

Atau mempermasalahkan yang sekarang lagi viral, yaitu banyaknya pelajar SMP dan SMA yang hamil diluar nikah.

Dan kesalahan fatal yang dilakukan Megawati adalah, beliau tidak menampilkan data dan fakta akibat ibu-ibu yang suka pengajian sehingga ibu-ibu ini lalai terhadap merawat dan mendidik anak-anaknya.

Sedang untuk pelajar SMP dan SMA yang hamil diluar nikah datanya ada di KUA di Kota-Kota di Indonesia.

Justru para pelajar SMP dan SMA yang hamil diluar nikahlah inilah yang bisa menyebabkan lahir dengan bayi yang gizi buruk.

Akibat orang tuanya yang belum siap secara psikis untuk menikah dan belum siap untuk merawat serta mendidik anak-anaknya.

Sementara ibu-ibu yang rajin hadir di pengajian, insyaAllah tahu bagaimana mengatur waktunya kapan harus pengajian;

Kapan harus merawat dan mendidik anaknya serta kapan harus melayani suaminya. Karena ibu-ibu ini  insyaAllah sudah dapat ilmunya dari para Ustadz, Kyai, Ulama dan Habib.

BACA JUGA :  Ucapan Akhir Kepemimpinan Bima Arya dan Dedie Rachim: Hatur Nuhun Sadayana, Abdi Pamit

Apalagi jika kita berbicara manfaat pengajian (menuntut ilmu) yang sangat banyak sekali diantaranya terdapat pada Hadist sebagai berikut.

Yang artinya “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).

Ada juga Hadist yang berbunyi “Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas.” (HR Bukhari).

Menurut penulis Hadist ini sangat menohok Megawati, karena beliau tidak tahu ilmunya  dan tidak punya datanya, tapi beraninya berbicara seperti itu.

Jadi Megawati dalam hal ini melanggar Pancasila sila ke 1 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Harusnya orang Indonesia itu jika sesuai dengan sila ke 1 dari Pancasila adalah bersifat religius, bukan sekuler dan liberal.

Megawati juga melanggar Pancasila sila ke 3, yaitu Persatuan Indonesia. Akibat kejadian ini pula, mengganggu persatuan bangsa Indonesia dan melukai perasaan umat Islam.

Semoga setelah peristiwa  ini ibu Megawati segera bertobat dan menjadi hamba yang solehah, Aamiin. Jayalah Indonesiaku. (**)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================