HARI KEBANGKITAN NASIONAL UNTUK MENUMBUHKAN NASIONALISME KAUM MILENIAL

OPINI HERU B SETYAWAN
Heru B Styawan penulis opini berjudul hari kebangkitan nasional untuk menumbuhkan nasionalisme kaum milenial. (FOTO : IST)

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan)

SEJARAH mencatat bahwa tiap tanggal 20 Mei dirayakan sebagai Hai Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

Pada waktu itu 20 Mei 1908 para pejuang yang terdiri dari pemuda mengikrarkan diri untuk tetap berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan jalan politik dan organisasi.

Karena selama ini jalan perjuangan yang dilakukan para pejuang kemerdekaan dengan kekuatan senjata dan bersifat daerah belum mencapai keberhasilan.

Maka dirubahlah strategi perjuangannya menjadi lewat politik dan organisasi yang bersifat nasional.

Kita bangga dengan para pemuda ini yaitu, Dr.Soetomo, HOS Cokroaminoto, Dr.Wahidin Sudirohusodo, Douwes Dekker, KH.Hasyim Asy’ari,  dan KH.Ahmad Dahlan.

Dari peristiwa yang luar biasa ini, Kebangkitan Nasional berdampak pada peristiwa Sumpah Pemuda dicetuskan dalam Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Ya kata kuncinya dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia ini adalah harus adanya persatuan.

Kemudian ada Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta yang dilakukan oleh golongan pemuda.

Supaya kedua tokoh bangsa Indonesia tersebut segera mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peran pemuda  pada perang 10 November 1945 di Surabaya, ada yang mengatakan perang ini disebut-sebut super dahsyat.

BACA JUGA :  Agar Rambut Sehat, Konsumsi Racikan Minuman Detoks Ini Secara Rutin

Karena jumlah korbannya banyak baik pada pihak rakyat dan arek-arek Surabaya maupun dipihak pasukan Belanda dan Sekutu.

Peran pemuda berlanjut dengan  aktivis mahasiswa yang mengorginisir diri ke dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).

Mereka mengusung tiga tuntutan rakyat kepada Bung Karno yang kemudian dikenal bernama Tritura.

Ketiga tuntutan itu adalah pembubaran PKI, perombakan kabinet Dwikora dan penurunan harga.

Dan yang terakhir adalah gerakan reformasi dari mahasiswa yang menuntut Soeharto mundur karena kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Sekali lagi ini juga peran dari para pemuda, itulah ciri perjuangan seorang pemuda, yang gerak cepat, kreatif , idealis dan penuh energik.

Karena jiwa mudanya. Beda dengan orang tua yang lebih hati-hati dan penuh pertimbangan dalam bertindak.

Terus bagaimana dengan pemuda saat ini yang dikenal dengan kaum milenial. Jelas beda karena jamannya juga beda.

Sifat dari pemuda sekarang adalah santai, kreatif, inovatif, serba instant, tidak bisa lepas dari HP dan medsos, suka budaya asing, suka games dan tidak tahan banting.

Kaum milenial lebih berat tantangannya, yaitu berupa dampak negatif dari medsos, pornografi, miras, narkoba, pergaulan bebas, LGBT dan lan-lain.

BACA JUGA :  Bima Arya Cerita Kisah Perjalanan 10 Tahun Menata Kota Bogor

Di Harkitnas ini, saatnya pemuda kita beri contoh untuk mengamalkan nasionalisme, yaitu paham mencintai dan bangga terhadap bangsa kita sendiri, tanpa merendahkan bangsa lain.

Para pemimpin  yang harus dulu memberi contoh dan teladan, jangan malah korupsi, pamer barang mewah, gaya hidup hedon.

Dan sifat jelek lainnya yang akan membuat kaum milenial tambah tidak simpati kepada pemimpin dan publik figur. Akibat selanjutnya kaum milenial ini, makin asyik dengan dunianya.

Tidak ada salahnya kita meniru India, yang pemimpinnya sangat sederhana dan cinta terhadap barang buatan India.

Hal ini terbukti sewaktu Presiden Megawati berkunjung ke India, Megawati disediakan mobil mewah mercedes.

Sementara Presiden India dan pejabat yang lain, hanya naik mobil fiat versi buatan India tahun 1960.

Bandingkan dengan mobil dinas untuk pemimpin di Indonesia, malu penulis untuk menjelaskannya.

Mengapa hal itu bisa terjadi di India, karena semua pemimpinnya langsung memberi contoh dan teladan, bukan asal omdo. Jayalah Indonesiaku. ***

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================