Bulan Juni, Inflasi Filipina Melambat Diangka 5,4 Persen

INFALSI FILIPINA
Indeks harga konsumen naik 5,4 persen pada Juni, kata badan statistik Filipina, laju paling lambat sejak April tahun lalu.  (FOTO : IST)

BOGOR-TODAY.COM – Inflasi Filipina mereda selama lima bulan berturut-turut di bulan Juni hingga turun diangka 4,5 persen.

Tentunya hal itu, mendukung ekspektasi bank sentral akan mempertahankan suku bunga tidak berubah lebih lama karena tekanan biaya makanan dan transportasi mereda di Filipina.

Indeks harga konsumen naik 5,4 persen pada Juni, kata badan statistik Filipina, laju paling lambat sejak April tahun lalu.

Bank sentral mencatat risiko inflasi tetap miring ke atas karena efek potensial dari kondisi cuaca kering El Nino dan kenaikan upah.

Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) mengatakan, laju kenaikan harga yang lebih lambat konsisten dengan ekspektasi inflasi akan secara bertahap kembali ke target 2-4 persen pada kuartal keempat kecuali guncangan pasokan yang tiba-tiba.

BACA JUGA :  Kendaraan Dinas Terlibat Kecelakaan Beruntun di Ciampea Bogor, Hampir Adu Banteng

Tingkat inflasi bulan lalu, yang berada di bawah perkiraan 5,5 persen dalam jajak pendapat oleh kantor berita Reuters, membawa rata-rata year-to-date menjadi 7,2 persen.

“BSP siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan moneter yang diperlukan untuk mencegah perluasan tekanan harga lebih lanjut,” kata bank dalam sebuah pernyataan.

Inflasi inti, yang menghapus bahan makanan dan bahan bakar yang mudah menguap, melambat menjadi 7,4 persen dari 7,7 persen di bulan Mei.

Bank sentral mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya stabil di 6,25 persen pada dua pertemuan terakhirnya di bulan Juni dan Mei.

BACA JUGA :  Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Lawan Irak dan Filipina

Dan telah mengisyaratkan suku bunga bisa bertahan lebih lama dengan inflasi pada tren pelonggaran di negara Filipina itu.

BSP selanjutnya bertemu pada 17 Agustus, di bawah Gubernur Eli Remolona yang baru diangkat, yang memimpin bank sentral pada 3 Juli.

Ekonom ING Nicholas Mapa mengatakan dalam sebuah tweet, bahwa tekanan harga yang moderat memberi ruang bank sentral untuk memperpanjang jeda.

Selainitu juga mempertahankan suku bunga stabil di negara Filipina untuk saat ini dan kemungkinan hingga tahun berikutnya. ***

 

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================