Pembelian Beras di Pasar Modern Dibatasi, Begini Penjelasannya

Foto Ilustrasi (Dok.Bulog)

BOGOR-TODAY.COM – Pembelian beras di pusat perbelanjaan modern dibatasi maksimal 1 bungkus atau 2 kilogram (kg) per 10 orang. Pembatasan ini berlaku untuk Stabilisasi Pangan dan Harga Pasokan (SPHP) yang didistribusikan oleh Perum Bulog.

Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pembatasan pembelian beras SPHP dari cadangan beras pemerintah (CBP) bertujuan untuk memperluas jangkauan distribusi. Dengan begitu, orang bisa mendapatkannya dengan lebih mudah.

“Untuk jenis beras yang dibatasi dua pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog,” kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip IDNTimes, Kamis (5/10/2023).

Arief menerangkan, beras SPHP sebagai CBP digelontorkan secara luas ke masyarakat untuk stabilisasi pasokan dan harga. Sedangkan untuk beras komersial, pembeliannya tidak dibatasi pemerintah.

BACA JUGA :  SOLUSI AGAR GURU BEBAS DARI PINJOL

“Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing,” ujarnya.

Pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern adalah kebijakan yang mendorong masyarakat untuk berbelanja dengan bijak.

“Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal,” sebutnya.

Arief menjamin stok beras yang dikelola pemerintah aman dan akan terus diperkuat, terlebih dalam menghadapi kekeringan sebagai dampak El Nino.

“Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp10.900 per kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan dua pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium,” sambungnya.

BACA JUGA :  Tak Terima Ditegur Saat Lawan Arus, Pemuda di Malang Dikeroyok

Terbaru, dia menyebut stok beras Bulog aman di 1,8 juta ton. Pada November nanti, diproyeksikan akan bertambah lagi. Untuk itu, pemerintah bersama Bulog akan bekerja keras.

“Memang ada kemungkinan terjadi penurunan produksi beras nasional, terutama jelang akhir tahun. Akan tetapi kita optimis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand,” tambah Arief.***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================