FISIP Unida Gelar Bawaslu Ngampus, Ajak Mahasiswa Jadi Pengawas Pemilu 2024 yang Partisipatif

Bawaslu Ngampus di Universitas Djuanda.

BOGOR-TODAY.COM – Tahun 2024 tinggal menghitung hari dan menjadi tahun yang paling ditunggu-tunggu. Pasalnya, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi yang digelar setiap 5 tahun sekali.

Untuk itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda (Unida) bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggelar acara Bawaslu Ngampus dengan tema Peran Mahasiswa Dalam Pengawasan Partisipatif Menuju Sukses Pemilihan Umum Tahun 2024 pada hari Rabu, 22 November 2023 di Aula BYC Gedung EF, Universitas Djuanda.

Universitas Djuanda menjadi satu dari 30 kampus yang dipilih Bawaslu untuk menyelenggarakan Bawaslu Ngampus. Acara ini dihadiri sebanyak 350 peserta, yang terdiri dari mahasiswa FISIP Universitas Djuanda, Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dan serta siswa-siswa SMA/SMK.

Rektor Universitas Djuanda, Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D. dalam sambutannya memberikan pandangannya mengenai Pemilu di Indonesia yang memiliki kelebihan meskipun masih perlu penyempurnaan.

ā€œMakanya, penting bagi mahasiswa dan pelajar untuk berperan aktif dalam mensukseskan Pemilu yang akan datang, karena ini semua bersangkutan tentang kepentingan bangsa, kepentingan bersama. Untuk bersama-sama kita memilih pemimpin yang terbaik untuk memimpin kemajuan bagi bangsa dan negara ini. Kita perlu beramai-ramai peduli terhadap Pemilu yang akan datang,ā€ katanya saat memberikan sambutan dan membuka acara Bawaslu Ngampus.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan FISIP Unida Ginung Pratidina menyampaikan terima kasihnya kepada Bawaslu yang sudah bersedia datang untuk memberikan wawasan-wawasan baru seputar Pemilu 2024 nanti kepada para mahasiswa.

ā€œHari ini, mari bersama-sama kita dengarkan pembekalan dari Bawaslu Kabupaten Bogor mengenai pentingnya partisipasi para pemuda untuk pengawasan Pemilu yang jujur dan adil,ā€ ujarnya.

Sementara, Kordiv SDM, Organisasi & Diklat Bawaslu Kabupaten Bogor, Irvan Firmansyah dalam sambutannya pula menyayangkan terbatasnya SDM yang dimiliki dalam suatu desa atau kelurahan dalam pengawasan Pemilu 2024. Oleh karenanya, peran masyarakat seperti mahasiswa harus turut serta hadir dalam pengawasan ini, khususnya di daerah Kabupaten Bogor.

ā€œKarena harapan kami, dengan semakin banyak orang yang peduli untuk mengawasi tahapan Pemilu, maka akan semakin sempit ruang bagi orang-orang yang ingin mencederai tahapan Pemilu. Sehingga, jika ada dugaan pelanggaran dalam tahapan Pemilu, masyarakat bisa gesit untuk menyampaikannya pada Pengawas Pemilu terdekat,ā€ jelasnya.

Dalam acara, ini dihadirkan dua Narasumber ahli untuk memberikan paparan serta wawasan mengenai segala hal yang bersangkutan tentang Pemilu maupun Pemilu 2024. Ialah Drs. Gotfridus Goris Seran, M.Si. selaku pengamat politik sekaligus Dosen FISIP Universitas Djuanda, serta Muhammad Rafsanjani selalu Pemantau Pemilihan Umum dan dimoderatori oleh Kepala Program Studi Administrasi Publik Faisal Tri Ramdani.

Dalam pemaparannya, Seran menekankan jika yang menjadi ukuran kesuksesan penyelenggaraan Pemilu adalah partisipasi dan kontestasi. Partisipasi sendiri berkaitan dengan pemilih, yakni segmen paling besar dalam Pemilu nanti, berupa masyarakat yang sudah cukup umur dengan totalnya berjumlah 56,45% untuk Pemilu 2024 nanti.

ā€œSementara ada yang namanya kontestasi atau kompetisi, yakni perjuangan di antara 3 peserta Pemilu dalam memperebutkan suara (vote) dari pemilih suara (voter). Persaingan ini sendiri ada macam-macamnya, sehat dan yang tidak sehat. Ada yang menggunakan politik uang, atau mengubar janji, dan sebagainya,ā€ tukasnya.

Rafsanjani sendiri menyampaikan jika untuk mendapat sesuatu yang langka pasti orang-orang akan berebut, termasuk saat memperebutkan posisi penjabat. Karena banyaknya yang ingin menjadi pembuat kebijakan itu, otomatis segala cara akan digunakan oleh mereka untuk mencapainya. Bahkan mereka pun berpotensi untuk melakukan kecurangan sebagai langkahnya.

ā€œAspek ā€˜serigalaā€™ manusia akan keluar dengan menghalalkan segala cara agar terpilih. Tapi, itu bertolak belakang dengan kita sebagai publik. Publik inginnya punya pemimpin yang amanah dan benar-benar bisa memnuhi apa yang menjadi tujuan bersama negara. Makanya, agar Pemilu ini bisa berjalan dengan sukses, Pemilu ini perlu kita awasi bersama,ā€ katanya.

Alma Fardatun Nafisha, salah satu peserta acara sekaligus mahasiswa FISIP Universitas Djuanda, memberikan pendapat mengenai banyaknya wawasan yang ia dapatkan setelah menghadiri acara ini.

“Sebelumnya aku masih bertanya-tanya, emang kenapa, sih, kita perlu banget mengawasi Pemilu. Terus, setelah dengar penjelasan tadi, aku langsung paham, oohh, ternyata memang kalo nggak ada yang ngawasin, kecurangan-kecurangan itu bisa aja terjadi dan malah makin memperburuk Indonesia,ā€ ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan kegiatan penandatanganan Implementation Agreement (IA) antara FISIP Unida dengan Bawaslu atas terselenggaranya kegiatan bersama Bawaslu Ngampus. Penandatanganan IA ini merupakan praktik tindak lanjut dari Kerja Sama (MOU MOA) yang sudah terjalin antara FISIP Unida dengan Bawaslu.***

Follow dan Baca Artikel lainnya diĀ Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================