Pemilu Berjalan Aman, Warga Kota Bogor Berkreasi Tekan Golput

Selain warga binaan Lapas Paledang, pihak Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Lapas ini juga akan menampung suara 98 tahanan yang ada di Polresta Bogor Kota. Namun sistem dalam pemungutan suara di Polresta Bogor Kota adalah sistem jemput bola.

“Kami, KPPS dan Bawaslu setelah dari sini akan menuju Polresta untuk menjemput bola pemungutan suara di sana. Hasilnya akan kembali dibawa ke sini dan menjadi hasil di TPS Lapas Paledang,” ujar Sopian.

Di Kota Bogor, warga cukup kreatif. Seperti di TPS 02 di SDN Pengadilan 5 yang seluruh petugasnya menggunakan seragam SMA. Ketua KPPS TPS 02, Yudhi mengatakan, alasan seragam SMA agar berbeda dengan TPS lain dan menjadi daya tarik untuk warga menggunakan hak suaranya.

“Selain menambah daya tarik kebetulan kita lokasinya di sekolah. Memang tadinya mau pakaian SD tapi sulit juga. Akhirnya memilih untuk pakaian SMA,” ujarnya.

Ia yang juga menggunakan seragam SMA meminjam seragam dari keponakannya yang sudah disiapkan dari semalam.

Di TPS 02 ada 253 DPT yang terdaftar dan tambahan 16 orang, sedangkan untuk pemilih khusus tidak ada. Sejauh ini lanjut Yudhi respon warga yang datang positif.

BACA JUGA :  Lantik 30 PPK, Sekda Kota Bogor Tegaskan Netralitas dan Sensitivitas

“Antusiasnya bagus dan pelaksanaan pemilihan juga lancar,” katanya.

Sementara itu, TPS 25 di Kampung Bakom, Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, tampil nyentrik bak helaran pesta pernikahan. TPS ini dihias dengan tenda dan ornamen-ornamen pernikahan khas adat Sunda. Lengkap dengan pohon-pohon pisang dan buahnya sehingga memperkuat nuansa resepsi pernikahan adat Sunda.

Sejumlah tandan pisang digantung di pohon-pohon tersebut dan bebas dipetik oleh warga yang menyalurkan suaranya di TPS ini.

Ketua KPPS TPS 25, Henri mengatakan, konsep itu dipilih untuk memberikan kesan Pemilu yang berbeda kepada warga setempat. Hal itu juga dilakukan untuk menghilangkan kesan Pemilu yang monoton selama beberapa periode terakhir. Inovasi ini diharapkan membuat masyarakat antusias dan semangat datang ke TPS untuk menyalurkan suaranya.

“Konsep ini dipilih lantaran kebanyakan warga setempat berasal dari suku Sunda. Kami memang sudah langsung menentukan konsep hajatan ini menyesuaikan dengan ketersediaan lahan yang ada,” ujarnya.

PEMILU
Ala Kawinan: Suasana TPS 25 di Kampung Bakom, Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, yang menonjolkan suasana bak pesta pernikahan, Rabu (14/2/2024)

Dirinya berharap Pemilu di wilayahnya yang diikuti 206 pemilih ini berjalan damai dan jauh dari perilaku anarkis. Ia juga ingin seluruh masyarakat menyalurkan suaranya dan tidak ada yang melakukan golput. Sebab menurutnya Pemilu menentukan nasib negara 5 tahun ke depan.

BACA JUGA :  Dapat Bantuan Pompa Air, Hery Antasari Dorong Kemandirian Pangan

Di tempat lainnya, suasana berbeda juga dirasakan warga Kampung Lebak Pilar, RT 5 RW 3 Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Mereka tak lagi nyoblos di TPS lapangan seperti momen Pemilu biasanya. Di momen Pemilu tahun ini, mereka melakukan pencoblosan di Rumah Makan Padang.

KPPS  setempat menyulap bangunan yang biasanya dipenuhi kursi dan meja makan itu menjadi area TPS, lengkap dengan bilik dan kotak suara. Meski sudah ditata sedemikian rupa, nuansa Rumah Makan Padang masih terasa kental pada TPS ini. Hal itu terlihat dari interior depan bangunan, cermin-cermin besar yang menghiasi tembok di sekitar area TPS, hingga meja tinggi yang biasa diperuntukan sebagai tempat kasir.

Ketua KPPS TPS 10, Asep Sahrudin menjelaskan pihaknya memilih Rumah Makan Padang menjadi TPS karena alasan keamanan. Ia menyebut warga biasanya mencoblos di TPS yang berada di lapangan. Asep memandang kondisi itu tidak cocok dengan kondisi cuaca yang sedang hujan. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================