Sebuah penelitian menyebutkan bahwa segmen perempuan berpeluang menjadi penopang tumbuhnya industri asuransi. Dalam penelitian yang dilakukan AXA, International Finance Corporation (IFC), dan Accenture menunjukkan bahwa pada tahun 2030, industri asuransi akan memperoleh USD1,7 triliun dari segmen perempuan.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Untuk pasar Indonesia sendiri, premi asuransi individual yang akan dikeluarkan oleh kaum perempuan diprediksi mencapai USD9 milyar (Rp 130,43 trilyun) hingga USD14 milyar (Rp 202,89 trilyun) pada tahun 2030 nanti, sekitar 10-16 kali lipat lebih besar dibandingkan premi yang dibayarÂkan sepanjang tahun 2013, yang berkisar USD 0,9 milyar. Indonesia diÂprediksi menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan terÂcepat di antara 10 negara berkembang lainnya. Faktor pendorong bagi perÂtumbuhan signifikan ini dianÂtaranya adalah fakta bahwa semakin banyak perempuan Indonesia yang berpartisipasi di dunia pendidikan tingkat universitas, dimana hal ini membantu mereka untuk menÂingkatkan pendapatan.
“Peningkatan partisipasi perempuan di pendidikan pada tingkat universitas, perÂempuan bekerja, perempuan wirausaha, dan perempuan dengan pendapatan yang meningkat, telah mengubah dan memperluas cakupan keÂbutuhan akan perlindungan,†ujar Deputy Chief Executive Officer AXA Group, Denis DuÂverne, kepada BOGOR TODAY dalam keterangan resminya, kemarin.
Dengan mengeksplorasi dampak segmen perempÂuan dari sisi permintaan dan penawaran akan asuransi, penelitian ini juga menyoroti kontribusi yang perempuan ciptakan sebagai pemimpin di bidang keagenan, pemasaran, serta distributor profesional yang membantu memperluas jangkauan perlindungan keÂpada masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, seÂcara global.
Penelitian global bertaÂjuk “She for Shield: Insure Women to Better Protect All†menganalisa peluang bisnis di segmen perempuan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi dengan mengidentifikasi penopang pertumbuhan dan menyoroti perkembangan perempuan serta kenaikan kebutuhan akan produk perlindungan demi memastikan industri asÂuransi dapat mengakomodasi kebutuhan perempuan.
“Lebih menyentuh segmen kaum perempuan di seluruh AXA Group sejalan dengan priÂoritas kami karena kami perÂcaya bahwa perempuan akan menjadi salah satu ujung tomÂbak bagi pertumbuhan di masa depan. Temuan-temuan pada penelitian ini akan menjadi iniÂsiatif bagi kami untuk lebih baik dalam menjawab kebutuhan kaum perempuan,†tambah Denis.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kaum perempuan akan menjadi salah satu konsumen kunci bagi industri asuransi. Dengan lebih menyentuh segÂmen perempuan, industri asÂuransi akan mampu berparÂtisipasi dalam pembangunan ekonomi secara signifikan serta mendukung perkembangan ekonomi dan sosial di negara berkembang.
Dengan mengeksplorasi dampak segmen perempÂuan dari sisi permintaan dan penawaran akan asuransi, penelitian ini juga menyoroti kontribusi yang perempuan ciptakan sebagai pemimpin di bidang keagenan, pemasaran, serta distributor profesional yang membantu memperluas jangkauan perlindungan keÂpada masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, seÂcara global.
Sementara itu, CEO IFC, anggota World Bank Group, Jin-Yong Cai, mengungkapkan di IFC, pihaknya percaya untuk selalu meningkatkan peluang perempuan sebagai sumber pertumbuhan – sebagai konÂsumen, pekerja, pemimpin, dan wirausaha.
“Kami yakin bahwa temuan dari penelitian ini akan memÂbantu menanamkan bibit-bibit yang akan menciptakan pasar asuransi yang fokus kepada perÂempuan dan membantu perÂempuan untuk dapat lebih baik dalam melindungi diri mereka, keluarga mereka, komunitas, hingga lapisan masyarakat,†katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director di Accenture untuk Praktek AsÂuransi, Thomas Meyer, menjeÂlaskan, dengan meningkatkan peran perempuan di bidang penjualan, yakni melalui pemÂberian pelatihan yang baik unÂtuk membantu mereka dalam bidang penjualan secara efekÂtif, perusahaan asuransi daÂpat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kehidupan para perempuan di seluruh dunia, dan di saat yang bersamaan membuka ruang baru untuk menciptakan perÂtumbuhan yang menguntungÂkan.
Penelitian ini berdasarÂkan riset, model pengukuran ekonomi, dan juga serangkaÂian wawancara mendalam keÂpada perwakilan dari industri dan asosiasi, pialang, agen, konsumen, serta regulator di 10 pasar berkembang. PeÂnelitian tersebut menunjukÂkan bagaimana peningkatan pendapatan perempuan, membaiknya status sosial ekonomi, dan bertumbuhnya kebutuhan akan perlindunÂgan, mennciptakan peluang yang signifikan bagi perusaÂhaan asuransi.
Tak hanya itu, kebutuhan, pendapatan, dan siklus kehiduÂpan perempuan yang berbeÂda-beda di setiap negara juga menuntut perusahaan asurÂansi untuk dapat menciptakan produk serta layanan perlindÂungan yang mampu menjawab kebutuhan khusus mereka di masa depan.
Segmen kunci lainnya yang diprediksi akan mengalami peningkatan adalah para perÂempuan Indonesia usia penÂsiun yang menginginkan perÂlindungan lebih baik di masa datang. Selain itu, asuransi mikro pun diperkirakan akan menjadi salah satu sektor yang dapat dieksplor lebih jauh oleh perusahaan asuransi di IndoneÂsia di masa depan.
(Apriyadi Hidayat/*)