uRcI4uawiGJAKARTA,Today – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk memberikan fasilitas pinja­man sebesar Rp 1,3 triliun kepada PT Petrokimia Gresik. Pemberian fasilitas pinjaman ini merupakan wujud sinergi BUMN untuk membangun ketahanan pangan secara na­sional.

Direktur Bisnis dan UMKM BRI, Muhammad Irfan me­nuturkan, pinjaman berupa kredit investasi cash loan sebesar Rp 1,3 triliun dan fo­rexline sebesar US$ 135 juta itu digunakan untuk mening­katkan kapasitas produksi pu­puk Petrokimia Gresik dengan membangun pabrik baru.

“Sebab salah satu kebutu­han utama untuk mewujudkan kedaulatan pangan adalah ket­ersediaan pupuk untuk men­cukupi kebutuhan petani,” kata Irfan.

Fasilitas kredit yang diberi­kan bank dengan kode emiten BBRI sebesar Rp 1,3 triliun ini terdiri dari kredit investasi sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk memban­gun pabrik amoniak dan urea (Amurea) II dengan jangka waktu selama 10 tahun.

Sedangkan sisanya sebesar Rp 300 miliar, digunakan un­tuk kredit investasi memban­gun kembali atau revitalisasi instalasi penjernihan air Gu­nungsari dengan tenor selama 4,5 tahun.

BACA JUGA :  Bibir Hitam Gegara 5 Kebiasaan Ini, Simak Sampai Akhir!

“Kedua fasilitas pinjaman itu disertai dengan fasilitas lindung nilai atau hedging berupa foreign exchange line atau fasilitas yang digunakan untuk kebutuhan transaksi valas sebesar US$ 135 juta den­gan jangka waktu dua tahun,” ujarnya.

Irfan menambahkan, sam­pai dengan 31 Desember 2015, BRI menargetkan dapat me­nambah penyaluran kredit korporasi senilai Rp 15 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 11 trili­un adalah korporasi yang akan disalurkan untuk perusahaan BUMN. Sedangkan sisanya sebesar Rp 4 triliun adalah un­tuk perusahaan non BUMN.

Hingga akhir tahun, BRI telah memiliki pipeline permintaan kredit BUMN di antaranya dari PLN, Pertamina dan Bulog serta untuk proyek pembangunan ja­lan tol. Sedangkan untuk peru­sahaan non BUMN, BRI banyak menyalurkan pinjaman ke pe­rusahaan yang bergerak di sek­tor perkebunan.

BRI menargetkan akan mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 560 triliun sampai dengan akhir tahun. Sekitar Rp 140 triliun adalah target penyaluran kredit untuk sek­tor korporasi.

BACA JUGA :  Lepas Khafilah Kabupaten Bogor Ikuti MTQ Tingkat Jabar, Pj. Bupati Bogor Ingin Para Khafilah Mampu Bumikan Al-Quran di Bumi Tegar Beriman 

Rinciannya, BRI menarget­kan dapat menyalurkan pinja­man untuk perusahaan BUMN sebanyak Rp 78 triliun dan sebesar Rp 63 triliun untuk pe­rusahaan non BUMN.

Per Agustus 2015, kata Ir­fan, BRI telah menyalurkan kredit korporasi hingga Rp 132 triliun, baik untuk BUMN mau­pun perusahaan swasta.

Rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) gross untuk kredit sek­tor korporasi per Agustus 2015 berada di level 1,59%. Pers­eroan menargetkan NPL kredit sektor korporasi tidak lebih dari 2% sampai dengan akhir tahun 2015.

“Kredit sektor korporasi yang masih dihindari adalah sektor pertambangan. Kredit korporasi sektor perkebunan kalau baru juga kami tidak be­rani. Sampai akhir tahun NPL kredit segmen korporasi akan dijaga di level 2%, tidak lebih dari itu,” ucap Irfan.

(Adil | net)

============================================================
============================================================
============================================================