PT Pegadaian ingin memperbesar porsi pembiayaan dengan agunan di luar emas. Hal ini dinilai bisa meminimalisir risiko bila terjadi fluktuasi harga emas yang signifikan. Di sisi lain, Pegadaian menikmati laju bisnis yang lebih baik tahun ini. Berbeda dengan kondisi di tahun lalu dimana kinerja mereka terperosok cukup dalam.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Direktur Pegadaian, HariÂanto Widodo, mengatakan, butuh diversifikasi usaha untuk menghindari damÂpak negatif penurunan harga emas. Termasuk dengan memperbesar porsi gadai non emas seperti produk elektronik dan kendaraan bermotor.
Saat ini, porsi gadai non emas mereka memiliki hanya sebesar 10 persen dari total pembiayaan PegaÂdaian. Nah pada 2018 mendatang, porsi dari gadai non emas ini diÂharapkan bisa menembus 20 persÂen. “Kita naikan secara bertahap,†kata dia.
Per akhir Agustus lalu, Pegadaian mencatat pembiÂayaan sebesar Rp 30,7 triliun. Sedangkan sampai akhir taÂhun, perseroan menargetkan pembiayaan lebih dari Rp 31,5 triliun. Selain itu antisiÂpasi dari gejolak harga emas juga bisa dilakukan dengan mengembangkan pendapatan berbasis komisi.
Saat ini porsi fee based inÂcome baru mencapai 1 persen dari pendapatan.
Target Laba
PT Pegadaian (Persero) menikmati laju bisnis yang lebih baik tahun ini. Berbeda dengan kondisi di tahun lalu dimana kinerja mereka terÂperosok cukup dalam. PerÂgerakan harga emas yang lebih stabil menjadi salah satu pendorong kinerja yang lebih baik tahun ini. Hal tersebut ikut berdampak pada laba yang berhasil dikumpulkan perseroan.
Direktur Utama PegadaÂian Riswinandi menyebut, hingga bulan Agustus kemarin pihaknya sudah mengantongi laba sekitar Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut setara denÂgan 72,2 persen dari target taÂhunan mereka.
Nah, hingga akhir kuartal ketiga ini, ia memperkirakan perolehan laba mereka bisa menembus lebih dari Rp 1,4 triliun. “Masih on the track dengan target-target kita,†kaÂtanya, Senin (12/10/2015).
Hingga tutup tahun ini, target laba dari Pegadaian sendiri adalah sebesar Rp 1,8 triliun. Namun hingga akhir tahun nanti, ia memprediksi capaian mereka bisa sedikit melebihi target tersebut.
Ia beralasan hampir 98 persen dari nasabah mereka adalah nasabah produktif yang membutuhkan pendanÂaan untuk keperluan usaha. Dengan proyeksi kondisi ekonomi yang makin memÂbaik di kuartal keempat, ia menilai kebutuhan dana masyarakat pun akan meninÂgkat pula. Dengan begitu bisa dioptimalkan untuk menggenÂjot kinerja Pegadaian.
Perlambatan Pembiayaan
Meski menyebut kondisi bisnis mereka tahun ini lebih stabil, PT Pegadaian (PersÂero) mencatat, laju pembiÂayaan mereka memperlihatÂkan pelambatan. Pegadaian mencatat, ini tidak seperti biÂasanya. Pasalnya, selama lima tahun terakhir, biasanya laju pembiayaan mereka selalu menanjak naik setelah lewat hari raya Idul FItri.
“Kita sedang pelajari apaÂkah ada dampak dari perlamÂbatan ekonomi yang terjadi,†kata Direktur Utama PegaÂdaian, Riswinandi, Senin (12/10/2015).
Hingga Agustus, perseroan mencatat pembiayaan sebesar Rp 30,7 triliun. Kalau dilihat dari target mereka sampai akhir tahun nanti yang sebeÂsar Rp 31,5 triliun, capaian itu sudah mencapai 97,4 persen.
Namun di bulan SeptemÂber, Riswinandi mengakui, terasa sedikit perlambatan di penyaluran pembiayaan mereka. Hal ini karena ada peÂnurunan harga emas di bulan kemarin. “Namun angkanya saya tidak ingat,†ungkap dia.
(KTN)