WANITA kelahiran 23 Maret 1977 ini memulai bisnis angkutan sejak dari tujuh taÂhun yang lalu, bisnisnya ini memang tidak umum dengan bisnis perempuan lain kebanyakan. Jika pada umumnya wanita-wanita lain memilih berjualan pakaian dan makanan, namun berbeda dengan Suryani. Yani (sapaan akrabnya, red) memilih meÂrintis bisnis angkutan laut dan darat dari sejak tujuh tahun yang lalu, Yani bahkan memulainya tanpa modal sepeser pun. Namun kegigihannya itu membuktikanbahwa kini ia berhasil menjalankan bisnisnya itu hingga sampai saat ini.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Dibalik semangatnya yang besar, ada tiga orang yang sangat berperan dalam perÂjuangan Yani. Baginya, kedÂua anak dan ibu kandungnya adalah alasan Yani untuk terus berjuang mempertahankan hidup dan mampu memberikan kebutuhan yang lebih dari layak kepada mereka. Kecintaan Yani kepada dua anak dan ibunda kandungnya tak perlu diragukan lagi. Bisa dikatakan seluruh hidupnya ia curahkan pada ke-tiga orang ini.
“Saya berjuang untuk mereka, keÂpala saya jadikan kaki, kaki saya jadiÂkan kepala agar bisa memenuhi kebuÂtuhan hidup mereka lebih dari layak,†tutur wanita berdarah Pasundan ini.
Tak mudah memang menjalani bisnis, apalagi bagi seorang wanita. Yani juga berkisah jika usahanya itu pernah mengalami jatuh bangun saat awal-awal terjun, namun kembali lagi anak-anak dan ibunnya yang membuat ia tidak mau kalah dengan kegagalan, hingga ia bangkit lagi demi mereka.
Meski begitu, di awal ia merintis usaha memaksa Yani lebih banyak menghabiskan waktunya di luar hingÂga ke luar kota ketimbang di rumah.
“Sebetulnya usaha angkutan ini bukan hanya menarik, tetapi juga menantang buat saya. Tetapi kan naÂmanya juga usaha, pasti ada jatuh bangunnya, apalagi saya sendiri menÂjalaninya. Jadi memang harus menanÂgis-nangis darah untuk memperjuangÂkannya agar sukses. Meski awalnya banyak yang saya korbankan, seperti waktu saya dengan anak-anak yang berkurang, sampai akhirnya saya di protes oleh putri saya, katanya puÂlang malam terus. Tetapi sekarang saya agak mengurangi jadwal keluar, agar bisa mendampingi mereka lebih lama,†kata ibu dari Regina (13) dan Kevin (10).
Meski begitu, dibalik senyum manisnya, Yani menyimpan rasa keseÂpian yang mendalam. Dikala rasa jenÂuh dan letih yang luar biasa melanda Yani, terbesit pikiran untuk berhenti dari semua aktifitasnya.
“Iya, kadang kalau sudah keleÂlahan banget, saya suka penat dan merasa sedih sendiri, saya ini wanita kok begini-gini amat, saya hanya inÂgin jadi ibu rumah tangga saja. Tetapi dengan melihat senyum anak-anak dan mama, saya kembali semangat. Dan saat itu juga saya sadar, kalau saya jauh lebih beruntung karena tidak bergantung dan mampu memberikan apa yang keluarga saya butuhÂkan dibandingkan wanita lain,†terangnya.
Ia berharap, apa yang sudah dilakukannya ini bisa menjadi pesan dan contoh bagi semua wanita yang ingin melakukan bisnis. “Jangan taÂkut untuk berbisnis, dan jangan bergantung pada siapapun. MenÂjadilah wanita yang mandiri, karena ada kepuasan tersendiri dengan menÂcari uang sendiri,†pungkas Yani.