MAK Ayun tak menduga kalau Hj Nurhayanti, orang nomor satu di Kabupaten Bogor ini, akan bertandang ke rumahnya di RT 01/03 Kampung Babakan Mandang. Itu sebabnya, begitu Nurhayanti masuk ke ruang tamu rumah mungil itu, Mak Ayun langsung memeluk Bupati Nurhayanti dan menangis sesenggukan. ‘’Hatur nuhun Ibu, kalau tidak dibantu Ibu saya tidak punya rumah seperti ini,’’ ujar Mak Ayun sambil menciumi tangan Bupati Nurhayanti.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Nurhayanti menimpati ucapan Mak Ayun dengan meminta agar Mak Ayun berteriÂmakasih kepada CaÂmat Babakan Madang Yudi Santosa yang mendampingi Bupati. ‘’Berterimakasihlah kepada Pak Camat dan Pak Kepala Desa. Mereka yang mengusulkan agar rumah Mak Ayun diperbaiki,’’ ujar Nurhayanti dan meminta agar Mak Ayun merawat rumah tersebut serta menjaga kebersihan.
Itulah sekilas cara Bupati BoÂgor Nurhayanti menyapa rakyatnya pada acara Saba Desa—Boling, Rabu Keliling yang dilaksanakan Kamis (10/12/2015) karena Rabu merupakan hari libur Pilkada. Rumah Mak Ayun (57) adalah salah satu dari sekian ribu rumah tidak layak huni di tepi tembok pemukiman elite Sentul City, yang mendapat bantuan renovasi hingga naik kelas menjadi rumah layÂak huni. ‘’Membangun rumah bersih ini merupakan hulu dari pembanÂgunan kesehatan masyarakat. Kalau rumah warga sehat, maka derajat kesehatan masyarakat juga insya AlÂlah meningkat,’’ kata Yanti.
Pada acara Saba Desa kemarin, sedikitnya Yanti mengunjungi lima titik di wilayah Kecamatan Babakan Madang. Mulai dari rehabilitasi dan pelayanan di kantor kecamatan, pelayanan Puskesmas, rumah tidak layak huni, pembangunan beragam infrastruktur dan sarana prasaÂrana pendidikan menjadi konsern Nurhayanti kali ini.
Khususnya sektor pendidikan yang rata-rata lama (RLS) di KecamaÂtan Babakan Madang baru menÂcapai, 7,75 tahun, Yanti akan menÂdorong perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah yang memiliki sembilan desa ini, untuk ikut berÂpartisipasi lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.
“Iya, tapi jangan hanya menyerÂahkan fasilitas umum dan sosialnya, itu kan memang hak pemerintah. Tapi, sekalian bangun fisiknya samÂpai selesai. Termasuk akses jalannya diperbaiki,†ujar Yanti usai mengunÂjungi SMPN2 Bojong Koneng.
Menurutnya, masih rendahnya angka RLS ini disebabkan, sarana prasarana pendidikan. Menurutnya, ada ketidakseimbangan antara siswa dan ruang kelas. “Secara bertahap, khusus di Kecamatan Babakan MaÂdang, akan ditambah sarana prasaraÂna sekolahnya,†tambah Nurhayanti.
Kecamatan Babakan Madang, menurut nenek dua cucu ini pentÂing dalam perputaran roda pemerÂintahan dan perekonomian. Karena masuk dalam lingkup Cibinong Raya yang notebene sebagai pusat pemerÂintahan di Bumi Tegar Beriman. “Maka itu, perusahaan swasta juga harus mengeluarkan program CSR mereka. Untuk percepatan kan bisa lewat beasiswa kepada masyarakat yang kurang mampu dan menamÂbah ruang kelas baru,†tuturnya.
Mantan Sekretaris Daerah (SekÂda) Kabupaten Bogor ini meminta Camat Babakan Madang, Yudi SanÂtosa, untuk segera mendesak peruÂsahaan mengubah Surat PemberitaÂhuan Pajak Terutang (SPPT) yang masih atas nama warga menjadi nama perusahaan.
“Ya supaya pendapatan PBB beÂsar. Kalau masih atas nama warga mah gimana. Pasti kecil. Makanya, camat dan para kepala desa, untuk meminta pengusaha merubah SPPT dari atas nama warga menjadi nama perusahaan,†tegasnya.
Yanti mengaku telah mengaÂlokasikan anggaran hampir Rp 50 miliar untuk mendorong pembanÂgunan infrastruksur, pendidikan dan kesehatan di Kecamatan BabaÂkan Madang.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Ade Munawaroh Yanwar yang ikut acara Saba Desa ini berjanji bakal menjadikan Kecamatan Babakan MaÂdang lebih maju. “Bayangka, di sini ada Sentul Ciy, SICC, Sirkuit Sentul, hotel berbintang. Nah, kenapa RLS-nya masih rendah? Ini yang harus diperhatikan,†tegas politisi PPP itu.
Camat Babakan Madang, Yudi Santosa mengaku siap mengikuti arahan-arahan dari bupati. TeruÂtama di bidang pendidikan. “Saya akan perintahkan UPT PendidiÂkan supaya lebih intens turun kelapangan dan melihat kondisi belajar mengajar,†tandasnya. (*)