maxresdefaultJAKARTA, Today — Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Re­serve (The Fed) rencananya akan mengumumkan kenaikan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Apabila The Fed memastikan untuk menaikkan suku bunga, nilai tukar rupiah diperkirakan akan sulit untuk kembali ke level Rp13.800 per USD dalam waktu dekat. Pasalnya, dengan kenaikan suku bunga ini akan menyebab­kan USD kembali menguat.

Kepala Riset NH Korindo Secu­rities Indonesia Reza Priyambada menyatakan, kenaikan suku bunga The Fed akan memberikan bar­gaining power pada USD. Sehingga, arus dana yang masuk kembali ke Amerika Serikat akan semakin be­sar karena meningkatnya kepercay­aan terhadap USD.

BACA JUGA :  HJB Kota Bogor ke-542 Usung Tema 'Raharja Gawe Rancage', Ternyata Ini Maknanya

“Memang sejauh ini ada ke­cenderungan pelemahan, tapi lebih karena presepsi. Nanti jika The Fed telah menaikkan suku bunganya, ini akan memberikan bargaining power pada dolar, arus dana masuk akan bertam­bah sehingga nilai tukar dolar AS akan tinggi,” ujar Reza saat dihubungi oleh Okezone, Rabu (16/12/2015).

Reza menambahkan, rupiah akan sulit untuk menembus level Rp13.800. Namun, kenaikan suku bunga The Fed turut memberikan sentimen positif bagi kestabilan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. “Rupiah akan sulit untuk mencapai level Rp13.800. Namun rupiah akan stabil dengan kepas­tian kenaikan suku bunga dari The Fed,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 21 Mei 2024

Pasca-kenaikan suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah ter­hadap dolar diprediksi akan sta­bil pada level Rp13.950 hingga Rp14.100 dan akan sulit menguat dalam jangka pendek.

(Alfian M)

============================================================
============================================================
============================================================