20121214152410549Harga beras yang terus berfluktuasi ternyata bikin pusing tujuh keliling. Para menteri ekonomi di bawah koordinasi Menko Perekonomian belum menemukan solusi ntuk memotong mata rantai penyebab bergejolaknya harga besar.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Pemerintah belum memiliki solusi yang jitu mengatasi biang kerok mahalnya harga beras di dalam negeri, yaitu pan­jangnya rantai distribusi perdagangan. Masalahnya cukup rumit, sehingga membutuhkan waktu yang cukup pan­jang,’’ kata Menko Perekonomian Darmin Nasution, usai rapat koor­dinasi dengan para menteri ekonomi di kantornya, Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Darmin secara khusus mengumpulkan lima menteri untuk membahas per­soalan pangan. Mereka adalah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Amran Su­laiman, Menteri Perda­gangan Thomas Lembong, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Terting­gal Marwan Jafar.

BACA JUGA :  Bakwan Jagung Udang, Menu Makan Sederhana yang Praktis

Rapat berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB. Terlambat 30 menit dari jadwal yang seharusnya pukul 13.30 WIB. “Kalau itu memang harus men­gubah jalur distribusinya, dan kita tadi sudah mulai bicarakan dengan menteri BUMN apa yang bisa dilaku­kan, tapi kita belum tuntas mengenai itu,” terang Darmin.

Sempat ada rencana mengopti­malkan BUMN dalam memangkas rantai distribusi tersebut. Karena banyak BUMN yang bisa dilibatkan untuk berbagai komoditas, selain Bulog. Akan tetapi, menurut Dar­min itu memerlukan kajian kem­bali.

“Arahnya adalah akan ada BUMN-BUMN lain juga yang ditugaskan un­tuk melakukan distribusinya selain Bulog. Kalau bawang kita nggak tu­gaskan Bulog. Silakan Menteri BUMN yang tunjuk, tapi belum dituntaskan. Mereka kan punya banyak BUMN perdagangan, dan mereka akan ikut,” paparnya.

BACA JUGA :  Sayur Lodeh Malaysia, Wajib Cobain Menu Lezat Ini Bikin Ketagihan

Amran menambahkan, seka­rang yang baru bisa dilakukan efektivitas operasi pasar ketika terjadi gejolak harga. Cadangan beras diperbanyak dan memung­kinkan operasi dilakukan dengan cepat. “Bulog kalau terjadi gejo­lak harga, Bulog langsung opera­si,” kata Amran pada kesempatan yang sama.

Sedangkan untuk pemangkasan rantai distribusi, Amran mengaku belum memiliki formula yang tepat. Ini masih terus dikaji, baik dalam in­ternal kementerian maupun instansi lainnya. “Ini kita rancang, dengan masukan ini ada kebijakan baru,” ujarnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan ini melun­curkan pola distribusi perdagangan beras. Tercatat rantai distribusi be­ras terpanjang terjadi di DKI Jakarta, dan terpendek ada di Sulawesi Utara.

============================================================
============================================================
============================================================