JANJI memberi deviden Rp 1 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Bogor belum juga terlaksana, Komisi II DPRD justru menginginkan PD Pasar Tohaga berpartisipasi dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 1,5 miliar setiap tahunnya.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Adang SupÂtandar pun menÂdukung langkah Badan Usaha Miliki Daerah (BUMD) pimpinan Eko Romli Wahyudi itu untuk menggenÂjot beberapa bisnis lain unÂtuk menaikkan pendapatan serta menghindari kolaps.
“Apapun itu, saya akan duÂkung. Karena BUMD kan untuk ikut menyumbangkan PAD ke pemerintah daerah. Yang pentÂing, bisnis yang dijalankan diÂkaji secara matang supaya tidak salah langkah nantinya,†kata Adang kepada Bogor Today, KaÂmis (25/2/2016).
Selain sumbangan PAD, kata Adang, BUMD juga berfungsi untuk membuka lapangan peÂkerjaan baru untuk masyarakat. Pemkab Bogor pun siap jika DiÂrektur Utama (Dirut) PD Pasar Tohaga, Eko Romli Wahyudi meÂminta penyertaan modal.
“Asal memenuhi syarat dan tepat sasaran, kenapa tidak? Tapi, kami akan evaluasi terus kinerja mereka sepanjang taÂhun ini. Memang sulit yah kalau cuma mengandalkan retribusi saja,†lanjut Adang.
Sementara Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Yuyud Wahyudin menegasÂkan jajarannya telah secara langsung meminta PD Pasar Tohaga mampu berkontribusi pada PAD sebesar Rp 1,5 miliÂar. “Kami sudah usulkan kok supaya mereka membuka unit bisnis baru,†katanya.
Ia menambahkan, karena sejak berdiri PD Pasar belum pernah meminta penyertaan modal, pihaknya siap melulusÂkan permintaan tersebut jika suatu saat nanti diajukan.
“Kenapa dari dulu tidak minta? Kami siap kok. Asal semua jelas dan sesuai proseÂdur,†kata Yuyud.
Eko Romli pun menyadari minimnya inovasi dari BUMD yang dipimpinya. Ia mengaku telah mengumpulkan jajaran staf dan direksi lainnya unÂtuk membahas rencana bisÂnis sepanjang 2016 ini untuk bisa segera memenuhi deviÂden Rp 1 miliar.
“Memang berat kalau hanÂya mengandalkan retribusi. Karena ini mengatur peraturan bupati dan tidak pernah naik. Kalau begini terus, pasti bangÂkrut. Makanya, kami kembangÂkan dengan membuka Tohaga Logistik, Trading dan AdvertisÂing,†kata Eko.
Keadaan ini diperparah dengan masih banyaknya kios menganggur yang dimiliki. Dari ribuan kios pedagang yang tersebar di 24 pasar, ia menegaskan hanya 52 persen yang aktif beroperasi atau teriÂsi. Sementara sisanya tutup.
Romli pun mengaku telah menerbitkan edaran kepada pemilik toko yang tutup untuk menyewakan kembali maupun tetap membayar kebersihan keamanan. Pasalnya, jika toko mereka tutup, maka mereka tiÂdak juga membayar kebersihan dan keamanan. “Kami selalu nombok soal kebersihan dan keamanan,†lanjutnya.
Menurutnya, banyaknya toko yang tutup, sangat berÂpengaruh pada psikis pedaÂgang maupun konusmen untuk berbelanja. “Makanya, kami akan coba Tohaga Logistik, Tohaga Trading dan AdvertisÂing tadi untuk mencari sumber baru,†katanya.
Soal permodalan, kata Eko, pihaknya masih menunggu hingga Maret atau April menÂdatang. Jika dana mencukupi, maka pihaknya tidak membuÂtuhkan penyertaan modal.
“Kalau memang kurang, kami pasti minta. Toh ini baru pertama. Kemarin dewan juga bilang kenapa dari dulu tidak minta? Kalau rencana bisnisÂnya saja belum jelas buat apa. Sayang uangnya tidak terpakÂai,†tegasnya.
Ia menegaskan, dari tiga rencana yang telah disebutÂkan, baru Tohaga Logistik yang telah terbentuk. Tim ini nantiÂnya, kata Eko, menjadi penyuÂplai salah satu praduk ke pedaÂgang yang ada di pasar. “Akan kita coba dulu dari sektor pertanian maupun sembako,†pungkasnya.