Selama bunyi tak-tek-tok masih terdengar, berarti duit terus berputar. BeÂgitu kata para perajin perÂabotan berbahan kaleng di Kampung Dukuh, Desa Pasirmukti, Citeureup, Kabupaten Bogor.
Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Citeureup Bogor Jawa Barat, atau yang lebih dikenal dengan Kampung Kaleng adalah salah satu sentra penghasil perabot rumah tangga dari bahan kaleng yang produknya banyak dipasarkan di JaÂbodetabek maupun nasional.
Di Kampung Kaleng ini terÂdapat 135 pengrajin yang mengÂhasilkan beberapa perabot rumah tangga, sejumlah pengrajin di KamÂpung Kaleng merupakan kearifan lokal yang perlu dijaga dan dikemÂbangkan keberlanjutannya. Salah satu upaya untuk itu pengrajin di Kampung Kaleng membentuk keÂlompok usaha bersama bernama Rancage yang berarti lincah dan tiÂdak mudah tertinggal. Saat ini, dari 135 perajin, 60 di antaÂranya telah bergabung dalam Rancage.
Limbah kaleng yang dulu dibuang begitu saja, kini diolah menjadi aksesori mobil, knalÂpot motor, toples dan kaleng kerupuk mungil. Selain itu KamÂpung Kaleng juga menjual aneka bentuk oven, loyang, tempat sampah, bakaran sate, dan asbak mini. Dengan kisaran harga dari Rp. 10.000-Rp. 3.000.000, Anda juga bisa memesan bentuk dan ukuran sesuai keinginan. â€Produk ini laku keras di setiap pameran, dan sekaÂrang jadi salah satu ikon kami,†unÂgkap Rahmat, Marketing Koperasi Rancage kepada Bogor Today.
Saat ini produk di Kampung KaÂleng dijual secara offline dan online dengan menggunakan Tokopedia, Buka Lapak, Lazada, Belanja.com, Elevenia, dan Sophee. “Berkat jual sistem online menggunakan TokoÂpedia, sampai ada yang memesan dari Afrika untuk membeli cetakan kue sebanyak 1200,†lanjutnya.
Menurut Rahmat, dibentuknya Koperasi Rancage untuk menguatÂkan mereka secara emosional, pemodelan, sampai ke pemasaran agar tetap solid. Selama dibenÂtuknya Koperasi Rancage, omÂset tiap bulan penjualan dengan sistem online Rp. 10.000.000-Rp. 20.000.000, sedangkan offline tak terhitung.
“Saya berharap dengan adanya koperasi bisa membantu memproÂmosikan produk pengrajin yang ada di sini, entah jalurnya offline atau online itu semua bagian dari proÂmosi atau marketing,†tandasnya.
(Hesti Amelia)