BOGOR, TODAY – Institut Pertanian Bogor (IPB) seÂdang berusaha menuju World Class UniverÂsity dengan menerÂapkan kebijakan Green Campus. Namun, tidak seÂdikit mahasiwa yang merasa keberatan dengan penggunaan Green Transportation (GT) atau angkutan ramah lingkungan. Meskipun biaya yang ditetapkan berkisar Rp. 1000 – Rp. 2000, mahasiswa belum mau mengguÂnakan GT.
“Baru banget diimplementasikan terus juga masih banyak yang belum terima sama green campus ini karena mungkin udah terbiasa dengan perÂaturan lama. Belum terimanya dari segi transportasinya yang berbayar dan biÂayanya juga lumayan,†ujar Novi, maÂhasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Pendapat serupa juga disampaikan mahasiswa FMIPA lainnya, Dwilaras Athina. Menurutnya, kebijakan tersebut cukup memberatÂkan. Selain itu, jadwal bis dan mobil listrik sampai saat ini beÂlum jelas. “Mahasiswa yang jadwal kuliahnya pindah-pindah dari satu gedung ke gedung lainnya kan bakal kesusahan, apaÂlagi kalau jeda waktunya seÂdikit,†jelasnya.
Namun, Dwilaras menyadari bahwa kebijakan green campus meruÂpakan upaya yang bagus. “Kalau IPB bisa terkenal di world university karena faktor green campus. Siapa coba yang gak mau? Seandainya beneran terwujud green campus yang gak memberatkan pihak manapun, peringkat IPB bukan lagi nomer tiga di Indonesia (bisa jadi nomer satu),†ungkapnya.
Putri Novia Fahmawati, mahasiswa FMIPA lainnya juga menilai penggunaan GT perlu adÂanya dukungan fasilitas yang mumpuni. Seperti perlu adanya kanopi untuk pejalan kaki dan menertibkan moÂbil yang melintas di dalam kampus. “UnÂtuk biaya sendiri, saya setuju jika memang bertujuan agar mengalihÂkan mahasiswa untuk jalan kaki atau bersepeda dengan biaya yang murah. Asalkan adanya transÂportasi anggaran biayanya tersebut,†tamÂbahnya.
(Latifa Fitria)