BOGOR TODAY – Adanya aturan yang melarang ojek maÂsuk kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat Solidaritas Aksi Alumni (SAA) IPB mengamÂbil sikap.
Mereka mengajak para alumÂni IPB dari seluruh angkatan, fakultas, program studi untuk bergabung bersama ojek dan pedagang kampus yang menjadi korban nyata kapitalisasi dan pudarnya nilai-nilai Pancasila di kampus rakyat yakni IPB.
Koordinator SAA-IPB Harry Ara menegaskan, jika pihaknya tidak akan membiarkan kampus menjadi tempat yang tidak huÂmanis bagi masyarakat sekitar.
“Kalau mau bicara green kampus mengapa pohon pohon di IPB semakin sedikit, mengapa banyak pohon ditebang, bahkan itu adalah pohon besar yang sangat dibutuhkan lingkungan hidup di area kampus. Apa konÂsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal, red)IPB saat ini?. Apakah dampak sosial dihilangkan. Apakah benar tidak ada roda dua di kampus dapat mengakibatkan pencemaran udara di lingkungan kampus yang melebihi baku mutu lingÂkungan (bml) sudah parah sekali kah masyarakat yang usaha ojek mencemari kampus kami ini,†tanya dia, kemarin.
Harry menduga, Rektor IPB sudah tidak punya visi kerakyÂatan dan jiwa Pancasila dalam memimpin IPB. Maka itu, SAA-IPB mengajak seluruh civitas akÂademik untuk berani melawan arus kebijakan kerdil IPB.
“Para dosen IPB, engkau ajarkan kami arti idealisme, arti kepekaan sosial, arti membela rakyat khususnya yang lemah. Sekarang kami punya spirit itu, dan kami yakin para dosen dan staf khususnya alumni dapat bersama-sama menyatakan unÂtuk merevisi program go green khususnya untuk saudara kita yang memiliki mata pencaharÂian dari ojek kampus dan para pedagang kampus,†tegasnya.
Atas nama SA-IPB, sambung Harry, diusulkan dua hal kongÂkrit kepada Rektor IPB yang juga orang tua para alumni. “Pertama, ojek kampus tetap beroperasi dengan difasilitasi motor listrik bebas polusi oleh PT BLST, sebagai bentuk tangÂgungjawab sosial perusahaan tersebut bagi masyarakat terÂkena dampak langsung. KemudiÂan, pedagang yang berasal dari masyarakat lingkar kampus diÂperbolehkan berdagang dengan mendapat pelatihan kewirausaÂhaan dan modal usaha serta konsep produk barang dan jasa yang menunjang program go green dan khusus untuk produk makanan mereka para pedagang kecil dilatih untuk menyajikan healty food serta produk ungguÂlan IPB lainnya,†terang dia.
Harry menambahklan, SDM IPB yang sudah sangat mumÂpuni untuk memberdayakan pedagang lingkar kampus. Yang biayanya ditanggung oleh PT BLST sebagai CSR perusahaan tersebut. “Saya kira IPB kita duÂkung untuk kemajuannya, tapi jangan membangun dengan menyakiti rakyat kecil. Apabila masukan yang sangat ilmiah dan rasional tidak dapat diakoÂmodir maka SSA IPB bersama para ojek kampus dan pedagang akan melakukan aksi mogok makan. Tapi kami yakin Rektor IPB dapat mengakomodir usuÂlan dari SAA-IPB itu,†tutupnya.
(Yuska Apitya)